Sambil belajar, dan terus belajar, serta mengisi waktu dengan hal-hal positif saya coba untuk beropini terkait isu Star-Up yang dilanda PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja. Ga ada salahnya juga dong kita belajar menulis dan menuangkan ide atau gagasan sebagai refleksi diri akan sesuatu hal.
Dunia usaha atau bisni, istilah Startup ini bukallah hal yang asing. Seiring dengan perkembangan zaman yang melesat seperti gelombang ultrasonik, model dan konsep serta istilah Startup itu muncul dalam dunia bisnis dan di Indonesia belakangan ini nama istilah Startup sangat ramai jadi topik menarik.
Perusahaan-Perusahan yang berlebel Startup atau bergerak di bidang Startup adalah sebuah solusi kekinian dalam memecahkan atau menjadi solusi alternatif untuk segala permasalahannya yang ada di sekeliling kita.
Startup adalah sebuah terobosan baru yang bertujuan memudahkan segala urusan-urusan yang ada disekitar kita, Startup ini lebih kental dan berdampingan dengan sistem atau teknologi yang semakin hari semakin canggih.
Sebagai contoh, dalam jasa keuangan atau transaksi, dalam sistem belanja atau big data informasi, yang dulu dilakukan dengan cara-cara biasa sekarang dengan Startup ini bisa cukup kelak Kelik di HP saja semua urusan selsai dalam hitungan detik atau menit. Jadi Aplikasi-aplikasi yang memudahkan kerjaan kita adalah cara kerja Startup sesungguhnya.
Isu PHK dari perusahaan rintisan akhir-akhir ini ramai jadi sasaran pembaca dan juga perbincangan berbagai kalangan warga masyarakat di warganet.
Diksi bubble burst pun ikut ramai jadi sorotan dan analisa para ahli di bidangnya sehingga jadi perbincangan yang hangat tentang penomen Bubble Burst ini.
Dari berbagai sumber, bubble burst adalah sebutan untuk pertumbuhan ekonomi, ditandai dengan meningkatnya nilai pasar secara cepat, terutama kelas aset, melebihi nilai fundamentalnya dengan margin yang besar. Permintaan spekulatif, alih-alih nilai intrinsik, lantas memicu harga melambung dilansir dari investopedia.com melalui bisnis. tempo.co.
Nah disitu juga dijelaskan lagi bahwa hal  tersebut memicu meletusnya gelembung atau bubble burst.
"Kenaikan harga yang cepat, volume perdagangan yang tinggi, dan penyebaran dari mulut ke mulut adalah ciri khas bubble (gelembung)," kata Timothy R. Burch, selaku Associate Professor of Finance University of Miam, dilansir Public Broadcasting Service (PBS).
Informasi lain yang dilansir dari Kompas.com, melalui kompasiana.com ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengatakan bahwa fenomena bubble burst menjadi salah satu menyebab PHK massal yang terjadi di sejumlah startup.
***
Jadi hemat Mata Sosial hal yang wajar jika perusahaan fokus pada margin atau keuntungan untuk menutupi segala operasional. Ya pada intinya hukum ekonomi meraih keuntungan.
Soal PHK itu sendiri, apa pun alasannya dari sisi bisnis dan ekonomi perusahaan, hal tersebut bisa menjadi langkah awal untuk kita maju dan berdiri sendiri. Artinya apa, jika kita di PHK oleh rintisan perusahan Startup, kita jangan terlalu larut dalam kegalauan atau kebingungan, cepatlah manfaatkan kemudahan teknologi, jika selama ini kita bekerja sebagai karyawan resmi Startup nah sekarang jadikan perusahaan rintisan Startup menjadi mitra kita.
Contohnya seperti apa? mungkin bagi yang memungkinkan bikin suatu produk straup semisal aplikasi tertentu yang bisa mengatasi permasalahan-permasalahan disekitar kita.
Atau, menyediakan layanan konsultasi online apa yang bisa kita kuasai atau dari skil kita masing-masing.
Bubble Burst ini pun konon terjadi di Belanda hanya gara-gara harga atau perputaran ekonomi di bunga tulip yang bermasalah. Dan waktunya untuk pemulihan ini bisa sampai tahunan sih. Â
"Bagi kamu yang belum tahu apa itu bubble burst, fenomena bubble burst ditandai dengan eskalasi cepat pada nilai pasar --terutama nilai aset-- yang diakibatkan oleh perilaku pasar yang semangat. Sayangnya, lonjakan yang cepat ini diikuti oleh penurunan nilai yang cepat pula," dilansir dari kompasiana.
Mungkin hal yang sama akan saya lakukan, jika saya adalah pemilik dari perusahaan Startup akan melakukan PHK dengan berbagai pertimbangan dan kebijakan yang matang.
Jika PHK merupakan satu-satunya cara untuk mengurangi beban perusahaan sikala perusahan dilanda permasalah ekonomi yang sangat signifikan menganggu casflow pendapatan perusahaan.
Selain PHK, jika masih ada tenaga dan stock cadangan modal, maka perusahan itu harus migrasi besar-besaran kepada sebuah sistem yang lebih canggih dan menjanjikan lagi. Atau menggenjot produk unggul yang bisa lebih cepat menguasai pasar tanpa terpengaruh oleh penurunan nilai pasar. Jika itu memang bisa dilakukan.
Setiap perjalanan ada waktunya, dan setiap masa ada orangnya serta setiap orang ada masanya.
Begitupun perusahan, ada waktunya untuk berdarah-darah dan ada waktunya untuk senyum sumringah.
Yang ga dibatasi waktu adalah kapan pun kita harus tetap semangat dan optimis pantang menyerah pokonya, jalani dan nikmati apapun kondisinya, karena di depan ada setelah tanjakan ada pemandangan yang indah. Dan setelah turunan pun ada telaga yang indah. Let's go kita nikmati saja sambil tetap berkarya apapun itu.
Fenomena Bubble Burst bikin naek turun jantung, dag-dig-dug hati eksistensi Star-Up di Era Milenial adalah tantangan kita untuk tangguh berdiri di atas kaki sendiri.