Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Indonesia untuk Orang Indonesia...

28 Januari 2010   17:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:12 90 0
Kali ini saya akan menggugat. Mohon maaf apabila nanti ada pilihan kata yang kurang elok terpilih. Saya ingin menggugat: sebenarnya perbedaan yang ada pada diri kita, orang Indonesia, itu anugerah atau malapetaka sih?

Sepanjang hidup kita bersosialisai dengan masyarakat, rasanya tidak ada yang salah dan tidak ada masalah kita berbeda. Secara umum masyarakat Indonesia sangat toleran. Dapat menerima perbedaan dan bahkan menikmatinya. Harmoni dalam ke-Bhineka-an tersebut telah tumbuh dan berkembang bahkan sejak kita belum menjadi Indonesia. Lalu sebenarnya siapa sih yang suka mempermasalahkan perbedaan yang ada pada kita?

Dalam sejarah kolonialisme di Indonesia, VOC melihat dengan nyata adanya perbedaan dalam masyarakat tersebut. Dengan strateginya yang keji, VOC memanfaatkan perbedaan yang ada untuk memuluskan tujuannya menguasai wilayah nusantara secara absolut. Adu domba, pemisahan masyarakat berdasarkan asal usul dan rasnya, menjadi bagian dari strategi yang dijalankan tersebut. Sebagai imperialis, sah-sah saja mereke menerapkan strategi tersebut karena terbukti efektif dan murah.

Lalu, dalam masyarakat dewasa ini, siapa yang suka mempermasalahkan perbedaan dalam masyarakat itu?  Mohon maaf apabila ternyata jawabannya POLITIKUS.

Mari kita uji.

Apakah tokoh masyarakat suka mempertentangkan perbedaaan? Tidak bila dia independen, tetapi menjadi ya bila dia mulai berafiliasi dengan kepentingan tertentu.

Apakah tokoh agama suka mempertentangkan perbedaaan? Tidak bila dia independen, tetapi menjadi ya bila dia mulai berafiliasi dengan kepentingan tertentu.

Apakah tokoh pendidik suka mempertentangkan perbedaaan? Tidak bila dia profesional, tetapi menjadi ya bila dia mulai berafiliasi dengan kepentingan tertentu.

Apakah mahasiswa suka mempertentangkan perbedaaan? Tidak bila dia independen, tetapi menjadi ya bila dia mulai berafiliasi dengan kepentingan tertentu.

Apakah anak muda suka mempertentangkan perbedaaan? Tidak bila dia anak gaul, tetapi menjadi ya bila dia mulai berafiliasi dengan kepentingan tertentu.

Dan masih banyak 'apakah' yang lainnya apabila akan diteruskan.

Saya tidak anti politikus. Saya sangat mendukung, karena politik adalah kebutuhan. Tetapi saya sangat tidak suka politikus yang ambisius tetapi, maaf-tidak cerdas. Ambisius adalah bagian dari sifat manusia yang sangat manusiawi. Dan politik selalu bertujuan akhir untuk meraih kekuasaan. Tetapi bagi politikus yang tidak cerdas, maka cara-cara usang 'VOC' itulah yang paling sering digunakan untuk meraih tujuan. Mungkin karena mudah dan 'murah'.

Maka lihatlah sekarang ini, betapa terkotak-kotaknya kita. Mengaku satu Indonesia, tetapi merasa tidak aman bila bukan berada di kampung halaman. Mengaku satu Indonesia, tetapi ada istilah putera daerah. Apa maksudnya?

Apakah tidak boleh orang aceh menjadi walikota di semarang? atau apakah tidak akan profesional bila orang kupang menjadi seorang kepala dinas di sumatera selatan?

Apakah ada jaminan apabila kepala daerahnya asli putera daerah, lalu daeranya akan langsung wuzz...berubah menjadi daerah yang maju? apakah ada jaminan apabila kepala dinas PU-nya asli putera daerah, infrastruktur jalan di daerahnya bakal dijamin mulus tidak carut marut meskipun baru 2 bulan di bangun? Rasanya koq sulit sekali mencari contoh kasusnya.

Saya memimpikan bahwa di Indonesia kelak model masyarakat dan pemerintahan di daerahnya seperti di DKI. Pemimpinnya tidak harus harus putera daerah, yang penting asli Indonesia dan punya komitmen untuk membangun daerah. Sangat sedih dan 'muak' sekali rasanya dalam musim kampanye beberapa waktu yang lalu, ada seorang politikus yang harus mengungkit-ungkit kembali sejarah perang Bubat hanya untuk mendorong agar masyarakat jawa barat tidak memilih lawan dari 'jagoannya'. Atau ada politikus yang dengan percaya dirinya mengatakan bahwa hanya calon dari suku Jawalah yang terbaik untuk memimpin Indonesia. Dan masih banyak contoh-contoh tak elok lainnya.

Indonesia memang beragam dan terdiri dari berbagai perbedaan. Itulah Indahnya menjadi Indonesia. Maka sangat mengesalkan sekali bila keindahan tersebut dirusak hanya karena ulah dari 'oknum-oknum politikus' yang kurang cerdas, yang malangnya begitu banyak dan tersebar seantero negeri saat ini. Cobalah gunakan keilmuan kalian, yang ditunjukkan dengan panjangnya gelar dibelakang nama kalian, untuk mearih kekuasaan secara elegan. Politik adalah alat untuk mencapai kesejahteraan, saya sangat setuju sekali. Tetapi tentunya yang dimaksud adalah kesejahteraan bersama, buka pribadi atau kelompok.

Mari kita berpolitik yang beradab dan cerdas. Jadikan Indonesia ini rumah untuk seluruh rakyat Indonesia. Jangan lagi karena ambisi kekuasaan, ada segolongan masyarakat yang harus diusir paksa hanya karena neneknya berbeda dan berasal dari daerah lain yang bahkan mungkin belum pernah dikunjungi seumur hidupnya. Jangan timbulkan pertikaian hanya karena bentuk rambut kita berbeda.

Tidak ada yang pernah minta lahir dimana. oleh orangtua siapa, berkulit bagaimana dan berambut seperti apa. Kita hanya bisa menerima manakala kita lahir di daerah toba misalnya.

Seharusnya dalam membangun negeri, kita bisa seperti klub sepakbola profesional. Tidak perlu dipersoalkan pemainya dari mana dan dari mana asal usul pelatihnya. Yang penting mereka berkaos tim daerah kita serta berdedikasi untuk memeras keringat dan membanting tulang meraih kejayaan. Dan apabila kejayaan itu teraih, maka kebanggaan dirilah yang kita rasakan. Dan tentunya, kebahagiaan.

Biarkan berkompetisi. Tidak perlu diproteksi dengan isu cengeng putera daerah. Bila anak kita ingin menjadi bagian tim, dorong mereka untuk menempa diri. Tidak perlu kita yang bersusah payah melobi. Biarkan dia menjadi ksatria pilih tanding.

Mari menjadi Indonesia seutuhnya, menjadikan Indonesia terbuka luas untuk seluruh orang Indonesia. Mari kita tempa diri kita, Jangan beri peluang 'jago kandang' yang karena ambisi dan 'kedunguan'nya menyeret kita kedalam perpecahan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun