Saya benar-benar kaget, saya lanjutkan, "tapi ini ibu saya sudah minum obat nya sejak kemarin tidak kunjung sembuh, tensi nya sedang tinggi.."
Kemudian dokter igd yang berjilbab warna putih itu melanjutkan penjelasan nya dengan gaya yang sombong, "migrain berat berat kan? kita ngak bisa menangani ini, mau nggak mau harus ketemu dokter saraf nya juga kan. Ini igd, khusus untuk orang-orang yang gawat darurat aja."
Saya kemudian melanjutkan, "jadi kalian, petugas igd menolak pasien?"
Dokter berjilbab itu langsung balik balas membentak saya, "siapa yang bilang seperti itu! Kapan saya bilang? Saya kan sudah jelaskan, ini untuk pasien yang gawat darurat aja!"
Ibu saya yang sejak tadi melihat, akhirnya ikut marah2 apalagi dengan tensi beliau yang sangat tinggi, "kalian ini sombong, menyepelekan pasien, anak saya ini dokter juga. Saya pasti punya alasan masuk berobat lewat jalur igd atau poli".
Saya kemudian berkata lagi, "jadi kalian anggap ibu saya nggak gawat darurat? Dengan alergi obat yang sampai ke wajah nya ini?"
Dokter igd muda yang sombong itu balik menjawab, "iyaa, kalau itu bisa kami tangani...."
Saya balas, "naaaahhh, makaaaa nya dengar kan saya ngomong dulu sampai selesai, kalian langsung aja main potong2 pembicaraan. Atau kalian ini sebenarnya mau melempar pasien ya?"
Lalu perawat dengan logat batak tanpa menggunakan jilbab ikut mencemooh saya, saya tidak ingat apa yang ia katakan.
Salah seorang perawat lain nya datang ke arah kami dan berkata dengan pelan, "gini mba, saya bantu ibu nya yuk, ibu nya di tidurkan dulu di sana". Saya yang sudah sejak dari tadi naik pitam, saya kata kan, "dari tadi kek kalian begini, ini nggak, malah milih kelahi sama orang sakit. Dokter apa itu."