Sumatera dan Kalimantan sebagai contoh alih fungsi hutan menjadi sawit, hal ini disebabkan minimnya informasi terhadap masyarakat sekitar yang memang didalangi oleh pengusaha yang tidak terlalu memperdulikan kehidupan hutan. Pertumbuhan sawit yang menjamur terkhususnya di Sumatera Utara yang memangkas kehidupan alamiah dan memacu pemanasan global.
Hutan kita berubah wajah menjadi ladang sawit dalam 10 tahun trakhir diakibatkan ulah masyarakat, pengusaha asing dan pemerintah provinsi yang menggarap lahan hutan berubah menjadi sawit. Sawit merupakan tumbuhan yang merusak ekosistem tanah sehingga tumbuhan apapun yang ditanam mustahil untuk kembali, ini mengakitbatkan kemandulan pada tanah. Air yang meresap pun tak begitu banyak sehingga tak salah lagi Sumatera utara menjadi langganan banjir.
Hutan Kita Berubah jadi Ladang Sawit
Permasalahan yang ada di masyarakat sekarang adalah hidup kalau diprioritaskan untuk senang sementara juga untuk mengenyangkan perut para pengusaha dan pemerintah ini merupakan blunder. Hutan kita berubah menjadi ladang sawit merupakan masalah besar yang dihadapi ini berdampak pada pemanasan daerah setempat dan sulitnya menerima air bersih.
luas hutan yang digarap menjadi sawit yang dikelola 1.017.570. Luas Areal Perkebunan Rakyat sebesar 392.726 ha, Perkebunan Swasta sebesar 352.657 ha dan Perkebunan Negara Sebesar 299.471 ha. (http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.php?ia=12&ic=2)
peran pemerintah yang minim terhadap kebijakan yang tegas juga cenderung meloloskan perusahaan untuk mengganti ekosistem hutan kita menjadi ladang sawit, sehingga dapat dengan mudah perusahaan negeri dan swasta untuk mengeksploitasi hutan yang begitu luas dirambah menjadi ladang sawit, ini sudah terjadi sehingga jangan salah kalau Sumatera Utara dan beberapa provinsi di Indonesia mengalami peningkatan suhu.
peningkatan kesadaran pada lingkungan terutama pada hutan itu sudah seharusnya dimaksimalkan, hutan bukan saja penghasil oksigen semata, sehingga kita manusia mampu meletakan bahwa hutan sebagai penyambung kehidupan umat manusia dan dunia hayati.