namun faktanya? tetap saja di suruh bayar ini itu, membeli buku, beli seragam dan sebagainya dan sebagainya seolah tak ada habisnya ada saja alasan pihak sekolah menarik uang dari murid muridnya
belum lagi sekolah tingkat lanjutan, seperti  SMP SMU apalagi tingkat sarjana, benar benar mencekik leher, bagi orang tua yg mampu tentunya tidak ada masalah karena tidak berpengaruh untuk kehidupan mereka, lain halnya dengan rakyat miskin yg hidupnya pas pasan jangankan untuk membayar biaya sekolah untuk makan saja susah! maka tak heran banyak anak anak dari orang tua miskin yg putus sekolah
itulah realita di depan mata, yg banyak penulis temui di lapangan, belum lagi penduduk yg tinggal di kampung pedalaman, murid murid sekolah harus puas, menempati gedung yg minim fasilitas, minim guru apa mau di kata pendidikan di tanah air memang belum merata, masih semrawut di sana sini, rakyat miskin memang selalu jadi korban ketidak adilan para penguasa, padahal sudah menjadi hak seluruh warga negara indonesia untuk mengenyam pendidikan, siapapun itu  tidak pandang bulu, karena pendidikan menjadi garda terdepan untuk membangun suatu negara, agar SDM kita mampu bersaing di era globalisasi dunia
namun ironisnya belum juga bisa membenahi masalah yg kompleks di depan mata, sang mentri pendidikan malah berniat merevisi kurikulum yg lama dengan yg baru! pertanyaannya apakah dengan merevisi kurikulum yg lama dengan yg baru, pendidikan di indonesia akan jauh lebih bermutu?? kita lihat saja hasilnya!
