Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Mengenal Penyakit Gondongan

17 April 2011   04:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:43 7509 5

Sabtu pagi udara sangat cerah, usai waktu subuh angin menelisik diantara rongga jendela nako ala orang desa. Sudah menjadi kebiasaan meskipun larut malam baru bisa tertidur karena asyik begadang  dengan Kompasiana, namun seperti alarm tubuh ketika suara adzan menggema maka saat itu juga terbangun dari lelap mimpi yang membuai. Alhamdulillah, senantiasa bersyukur atas kesempatan juga nafas kehidupan yang diberikan oleh-Nya.

.........................................

Diluar kamar sepertinya seseorang mengetuk pintu dan memangil Ibuku. Tak semapt kulipat sajadah lusuh penuh keluh itu, segera aku bergegas keluar. Ternyata suara Lek Sumirah panik karena suhu badan  Fajri (putra  tunggalnya) sangat tinggi dan bengkak pada lehernya serta seperti ada bedak warna biru pada sekitar leher yang bengkak.

Segera kutemui pak kusir gerobak yang baru saja usai sholat, minta tolong untuk mengantarkan Lek Sumirah ke dokter praktek langganan ibuku yang jaraknya lumayan jauh. Sampai di tempat, Dokter memeriksa dan mengalisa dengan teiliti. Karena penasaran, akupun ikut berkonsultasi pada pak dokter, dan meurut analisa dokter tersebut bahwa si Fajri  terserang penyakit gondongan.

Dari cerita si Fajri saya tertarik untuk mengulas dan sekedar sharing dan mengenal tentang penyakit gondongan,meskipun  mungkin sahabat kompasianer disini juga telah banyak yang tau tentang penyakit ini.

Penyakit gondongan atau istilah dalam kedokterannya Mumps atau paratis adalah Menurut dokter dan juga informasi dari sebuah media kesehatan penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas,  otak (ensefalitis) juga selaput otak (meningitis) prostat, payudara dan organ lainnya.

(Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah. Adapun yang beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh.

Virus ini sangat jarang terjadi infeksi anak pada usia kurang dari 2 tahun, dan biasanya jika seseorang sudah pernah terserang penyakit gondongan , kecil kemunkinan terseran untuk yang kedua kalinya. Hal ini dikarenakan tubuh akan membentuk antibody terhadap virus penyebabnya dan antibody pada umumnya bertahan seumur hidup.

Tanda-tanda dan Gejala Penyakit Gondongan:Biasanya ditandai dengan suhu badan (panas yang tinggi sampai 39 derajat celcius), demam, sakit kepala, leher kaku, kehilangan nafsu makan, nyeri dan bengkak pada daerah kelenjar parotis (daerah diantara telinga dan rahang). Biasanya nyeri ini akan bertambah ketika penderita mengunyah dan menelan makanan atau bahkan saat berbicara. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah. Walaupun banyak gejala yang ditimbulkan oleh penyakit gondongan, tetap tidak semua dapat deserang teruma bagi orang yang kondisi badanya sehat.

Penularan penyakit gondongan :

Penyakit yang disebabkan oleh virus paramiksovirus RNA (virus campak). RNA adalah merupakan bahan bahan genetik yang berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik. Penularan virus Paramiksovirus ini melalui dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin. Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat belas setelah terjadi pembesaran kelenjar.

Pengobatan Penyakit Gondongan :

Pengobatan penyakit gondongan ini umumnya bertujuan hanya untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama penderita panas dan kelenjar (parotis) membengkak. Dapat digunakan obat penurun panas dan nyeri (antipiretik dan analgesik) misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye ( pengaruh aspirin pada anak-anak). Yang perlu diketahui adalahbahwa antibiotic tidak tidak bermanfaat,untuk pengobatan jenis penyakit ini mengingat penyebab gondongan adalah virus. Jadi hendaknya tidak kecewa atau malah memaksa jika dokter tidak memberikan antibiotik

Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat tirah baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres Es pada area testis yang membengkak tersebut. Sedangkan penderita yang mengalami serangan virus apada organ pankreas (pankreatitis), dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan melalui infus.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun