Setelah cukup berdiskusi, rombongan melanjutkan sarapan bersama di salah satu rumah keluarga PM. Sajian ala kadarny; nasi, krawu kenikir, tempe goreng, ayam kuning dan teh hangat, dengan perabot makan khas anyaman desa, kami menyebutnya "Sekoel Kampoeng". Nikmatnya saat bisa sarapan bersama- sama.
Sambil sesekali bercanda dan ngobrol2 tentang perkembangan usaha yang didukung rumah zakat. Pak bibit, pak Ikrom dan Pak Udin merupakan kelompok usaha produksi pupuk organik, sedangkan mbak asri, bu sarwi kelompok usaha kue dengan brand "Qween of Cakes". Juga mbak Sriyanti usaha pengolahan jahe dengan brand "Gubug Jahe".
Setelah sarapan usai, rombongan melanjutkan kunjungan ke rumah produksi jahe untuk berdiskusi potensi perkembangan usaha jahe. "jahe celup salah satu produk untuk kesehatan, sasaran tepat kalau untuk kalangan dinas, kantor, dan wilayah kota, jadi selain online perlu offline," ujar pak rudeq memberi masukan pemasaran.
Kunjungan berlanjut ke PM usaha konveksi "Rumah Jahit An Najah", yang dikelola oleh para mamud (mama muda) mbak lilis dan mbak resty.
"Potensi usaha di desa Bandar (bukit bunga, sayur organik,
olahan jahe, dll) bisa disinergikan dan dikelola bersama menjadi daya tarik Desa Wisata, disatukan dalam satu wadah untuk dikelola bersama" masukan dari pak rudeq dan pak agus.
Terimakasih atas kunjungan, masukan dan saran dari MDI, pak rudeq dan pak agus ke Desa Bandar.