Perhelatan besar dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia telah digelar pada tanggal 20 Oktober 2014, yakni pelantikan Joko Widodo sebagai presiden pengganti Soesilo Bambang Yudhoyono. Sebelum meninggalkan istana, SBY telah meresmikan Museum Kepresidenan yang memajang enam patung presiden Republik Indonesia (Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan SBY sendiri). Terlepas dari motif sebenarnya yang mendorong SBY memesan enam patung itu, ternyata terdapat persoalan serius yang terlupakan, yakni tentang urutan presiden Republik Indonesia. Bambang Purwanto (2004), guru besar ilmu sejarah di Universitas Gadjah Mada, pernah mengatakan bahwa salah satu contoh klasik dari sebuah kesalahan yang terus dianggap sebagai kebenaran, baik oleh masyarakat umum atau sejarawan akademik, adalah sejarah Presiden Republik Indonesia. Presiden RI secara berurutan biasanya terdiri dari enam orang saja. Padahal terdapat dua nama yang belum tercantum, yaitu Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat, yang dapat dikategorikan sebagai presiden dalam sejarah Republik Indonesia, jika sejarah dilihat sebagai sebuah proses.