Informasi yang kita miliki berasal dari pengalaman, pendidikan, atau dari proses berpikir sebelumnya. Misalnya, kita tahu bahwa air mendidih pada suhu tertentu, dan ini adalah informasi yang telah kita peroleh dari pengamatan atau pelajaran sebelumnya. Namun, ketika kita dihadapkan pada situasi baru, seperti memahami mengapa air mendidih lebih cepat di dataran tinggi, kita perlu menggunakan informasi lama ini untuk menjawab misteri baru. Misteri ini menjadi pemicu bagi akal untuk mulai bekerja, mencari hubungan antara pengetahuan lama dan pertanyaan baru yang muncul.
Dalam proses berpikir, akal tidak bekerja sendirian. Ia sangat bergantung pada indera kita untuk memperoleh data dari dunia luar. Indera, seperti mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar, memberikan kita informasi tentang dunia di sekitar kita. Dari sinilah pengetahuan awal berasal. Misalnya, kita melihat banyak burung terbang dan mendengar kicauan mereka. Indera memberikan data ini ke akal, yang kemudian mengolahnya menjadi pengetahuan. Dari banyaknya burung yang kita lihat, akal mulai memahami konsep "burung" sebagai hewan bersayap yang bisa terbang, meskipun setiap burung mungkin memiliki perbedaan dalam warna atau ukuran.
Akal kita melakukan proses yang disebut abstraksi, yaitu menyaring sifat-sifat umum dari banyak hal yang spesifik dan menghasilkan konsep yang lebih umum. Abstraksi adalah cara akal kita untuk menyederhanakan informasi dan membentuk pemahaman yang lebih universal. Misalnya, kita bisa melihat berbagai jenis kursi ada kursi kayu, kursi plastik, kursi sofa tetapi akal kita mampu membuat konsep "kursi" yang mencakup semua jenis kursi ini. Konsep ini membantu kita memahami dunia dengan cara yang lebih terstruktur dan tidak terfragmentasi oleh detail kecil yang tidak perlu.
Namun, penting untuk diingat bahwa kualitas pengetahuan yang dihasilkan oleh akal sangat tergantung pada kesehatan dan fungsi indera serta kemampuan berpikir kita. Jika indera kita rusak, seperti mata yang tidak bisa melihat dengan jelas, maka informasi yang diterima akal juga akan terdistorsi, dan pengetahuan yang dihasilkan akan kurang akurat. Begitu pula, jika proses berpikir kita dipengaruhi oleh prasangka atau logika yang salah, hasil pengetahuan yang kita peroleh bisa salah atau menyesatkan.
Oleh karena itu, agar akal bisa berpikir dengan benar, diperlukan dua hal penting: kaidah logika dan materi berpikir. Yang dimana Logika adalah aturan yang mengarahkan proses berpikir kita agar sesuai dengan kaidah yang benar. Dengan logika, kita bisa memastikan bahwa kesimpulan yang kita buat berdasarkan fakta adalah benar. Sebagai contoh, jika kita tahu bahwa "semua manusia bernapas" dan "Socrates adalah manusia", maka dengan logika kita bisa menyimpulkan bahwa "Socrates juga bernapas". Di sisi lain, materi berpikir adalah bahan atau informasi yang kita gunakan sebagai dasar dalam berpikir. Tanpa informasi yang cukup, akal kita tidak akan memiliki bahan untuk diproses, sehingga berpikir menjadi tidak produktif.