Tetapi hal itu kini terjadi padaku, ya padaku, seorang setan bodoh. Setan yang seharusnya bertugas untuk menghasut manusia, akan tetapi kali ini diriku yang justru terhasut oleh cinta seorang manusia. Apa kata neraka, bila tahu salah mahasiswa setan terbaik mereka jatuh cinta pada seorang gadis yang rapuh.
Diriku semenjak diciptakan memang banyak kekurangan –bagi manusia adalah kelebihan-, bisa dibilang produk gagal dari setan-setan setan yang ada. Teman-teman setan memanggil aku dengan sebutan Ork. Ork yang pintar, Ork yang baik, Ork yang tampan, semua hinaan itu mengarah kepadaku. Wajahku terlihat tidak seram bagi setan, sifatku tidak terasa jahat bagi setan, dan aku terlalu berperasaan sebagai seorang setan. Aku mengetahui semua kekurangan itu, dan teman-temanku juga mengetahuinya. Olok-olok mereka bukanlah sesuatu yang jahat. Begitulah cara setan memuji setan lainnya; dengan cacian. Setidaknya bagi para pengajar di sekolah setan, aku termasuk unik; dalam kamus setan tentunya.
Aku masih mengingat, tentang gadis itu. Aku yang berada di semester akhir mendapatkan tugas akhir yang cukup ringan, yaitu menghasut seorang gadis manusia bernama Ross Carpenter untuk menyakiti calon suaminya, dengan cara mempermalukannya di hari penikahan. Jika aku berhasil melakukan ini dengan baik maka akan mendapat nilai A+ dan langsung lulus dan bekerja sebagai setan dengan spesialis penghancur hubungan cinta manusia. Saat itu, aku pun bersemangat menerima tugas itu, bayangan nilai A+ begitu menggodaku.
Masih bisa mengingat bagaimana saat aku diturunkan ke dunia. Melihat ketakjuban dunia yang penuh warna, tidak seperti di tempatku, warna yang terlihat cuma ada dua: hitam dan merah; merah yang membara. Di halte bis; manusia menyebutnya seperti itu, aku melihat gadis itu. Rambutnya panjang berkilauan terkena matahari, kulitnya putih, dan matanya biru penuh dengan keteduhan. Aku jatuh cinta padanya, tidak!, aku berani bersumpah demi neraka jahanam ini semua pasti karena salah cupid; yang telah salah menembakkan panahnya. Aku tidak boleh jatuh cinta pada korbanku. Memandangnya tajam, aku bertekad akan menggagalkan pernikahannya. Akhirnya aku masuk ke dalam hatinya.
Ia gadis yang yang rapuh, aku sudah mengatakannya, bukan. Membisikkan sesuatu yang jahat di hatinya begitu mudah. Aku berhasil menggagalkan pernikahannya. Ia lari dari altar tepat sebelum janji penikahan itu diucapkan. Semua tugas ini sangat mudah hampir tidak ada tantangan. Aku mendapat nilai A+, dan lulus dengan pujian. Apakah aku senang? Bodoh jika mengatakan iya. Aku sedih, ya walaupun setan diciptakan tanpa perasaan dan hati, tapi aku tetap sedih melihat gadis itu menangis menyesali keputusannya, meninggalkan altar pernikahan. Kemudian aku semakin merasa bersalah karena semua itu akibat ulahku. Bah! Bedebah macam apa aku ini, bisa ditertawakan teman-teman setan jika aku menjadi rapuh seperti ini.
Hari ini aku berada di middle area; tempat di tengah-tengah antara surga dan neraka, tempat bertemunya para malaikat dan setan. Menunggu Amora; seorang cupid cantik, dan Jack; malaikat pencabut nyawa yang menawan. Mereka berdua sahabat terbaikku. Meneguk perlahan mocca latte yang aku pesan, menyesapnya lalu hatiku kembali galau. Teringat akan gadis itu. Aku harus menyelesaikan masalah hatiku ini, dan demi neraka, aku menderita karenanya. Kedua temanku datang, mereka menatapku heran. Setelah memesan minuman, Amora terlihat akan membuka pembicaraan.
“Ada apa Ork dirimu terlihat tidak sehat?”
“Apakah setan bisa sakit, eh,” ledek Jack.
Aku menatap Jack tajam, menunjukkan bola mata neraka yang aku punya, sambaran petir terlihat dari bola mataku.
“Maaf,” kata Jack.
“Ork, diriku tahu kamu pasti ada masalah, bukan,” tanya Amora kembali.
Aku malu menceritakan semua ini, tapi mereka berdua adalah sahabatku, aku tidak tahu lagi harus bercerita pada siapa, hanya malaikat yang bisa dipercaya. Akhirnya aku menceritakan semuanya, dan mengabaikan senyum, dan tertawa yang tertahan dari bibir Jack. Ingin kujahit rasanya bibir yang menghinaku itu.
“Ork jatuh cinta sama gadis itu?” tanya Amora lembut.
Aku mengangguk perlahan.
“Ork harus menemui gadis itu, dan buatlah ia bahagia,” saran Amora, yang terlihat sedang menyodok perut Jack, karena akhirnya Jack tidak bisa menahan tawanya.
“Tapi aku setan, gadis itu pasti takut padaku.”
“Kamu kan bisa berubah menjadi sesuatu, babi mungkin , hahaha,“ tawa Jack semakin keras. Aku melemparkan api neraka melalui jemariku, membuat rambut Jack terbakar. Amora menyiramnya dengan jus yang ia pesan, membuat Jack terlihat seperti jeruk yang terbakar.
“Kamu punya waktu untuk cuti kan, pergunakanlah hal itu turunlah ke dunia. Minta maaf padanya, lalu buat ia bahagia, carikan manusia yang tepat untuk menjadi pendampingnya,” kata Amora.
“Itu kan tugasmu Amora, sebagai cupid. Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa. Demi neraka, semua ini sungguh tidak enak.”
“Kupikir kamu harus cepat Ork. Aku serius kali ini, sedetik tadi aku menerima pesan dari Atas, gadismu harus aku jemput lima bulan lagi,” kata Jack memperlihatkan pesan yang masuk di blackberry-nya. Aku membacanya dan terkejut. Isi pesan itu, ‘Ross Carpenter harus dijemput Pk 12.00, di London Bridge Hospital, sekitar lima bulan ke depan terhitung dari pesan ini tersampaikan’.
*
Aku mengenakan kemeja biru, wajah manusia, dan sedikit aroma pinus. Amora banyak membantu kali ini. Melihat gadis itu, sedang membaca novel di Starbuck, wellington road. Aku masih menatapnya, lalu menunggunya keluar. Dua jam empat puluh tiga menit waktu manusia, akhirnya ia keluar. Aku tidak tahu harus memulai darimana, kemudian aku memberanikan diri memanggil namanya.
“Ross Carpenter?”
Ia berhenti dan menatapku, seolah bertanya apa?
“Boleh minta waktu, sedikit saja.”
Ia terlihat ragu-ragu kemudian menganggukkan kepalanya perlahan. Duduk di bangku taman di dekat situ. Aku dengan yakin menceritakan segalanya siapa aku, apa yang kuperbuat kepadanya, lalu perasaanku padanya. Tapi ada satu hal yang kurahasiakan, yaitu waktu kematiannya. Ia tampat terkejut, sedikit takut, mungkin aku dianggapnya manusia gila.
“Kamu setan?”
Aku mengangguk.
“Buktikan!”
Aku melihat ke kanan dan ke kiri, terlihat sepi. Lalu aku merubah wajahku menjadi wajah asliku, merubahnya kembali menjadi kepala babi yang menyeramkan, kemudian menyeringai mengeluarkan taringku. Akhirnya aku mengembalikannya ke wajah manusiaku kembali.
“Bagaimana, kamu percaya sekarang, apakah kamu takut?”
Dia tertawa, tidak ada wajah ketakutan, “aku percaya, sekarang, siapa nama-mu tadi, Ork ya. Ork terimakasih.”
“Buat apa, aku setan dan pantang menolong manusia.”
“Karena kamu telah menghasutku untuk meninggalkan altar. Kamu tahu aku sudah muak berhubungan dengan Peter, tunanganku, tapi aku tidak berani memutuskan untuk berpisah darinya. Sebagai manusia aku terlalu penakut. Peter selalu berbohong di belakangku, hal itu yang tidak aku suka darinya, tapi aku tidak bisa memprotes semua kebohongannya. Hingga malam itu, kamu membisikkan sesuatu di hati kecilku membuatku menjadi berani menentangnya, kami bertengkar hebat malam itu. Tapi aku tidak menyesal, justru merasa lega,” matanya menatapku lalu tersenyum, “esok paginya dengan bisikan dari-mu lagi, aku dengan berani lari dari altar. Jika tidak karena bisikanmu, mungkin aku akan terjebak dalam pernikahan bodoh sepanjang hidupku.”
“Lalu mengapa kamu sering menangis setelahnya, aku melihatnya.”
“Ah Ork, manusia itu menangis bukan karena hanya ia sedih saja, tapi kebahagiaan dan perasaan tertekan yang menghilang itu pun dapat membuat manusia menangis. Itu biasa disebut dengan tangisan kebahagiaan. Nah Ork kamu mengerti kan.”
Aku hanya mengangguk, ada banyak pelajaran tentang manusia yang aku harus pelajari, kemana saja aku selama kuliah, dan yang lebih bodoh aku mendapat nilai dengan pujian tapi aku sendiri tidak tahu apa-apa.
“Ork, bisakah kamu katakan tentang perasaanmu, dengan wajah aslimu, dengan tulus,” pintanya.
Aku sedikit heran dengan kemauannya, dan demi neraka aku akan mengabulkan apa saja yang ia pinta. Aku merubah wajahku menjadi wajah asliku. Menahan sebentar, otakku berputar, kalimat yang akan aku ucapkan seperti tertahan, aku tidak tahu hal apakah ini, begitu menyiksa, dan menggangguku. Dengan tertahan aku mengeluarkannya, “aku cinta kamu, Ross.” Wajahku langsung menunduk malu, semoga tidak ada setan lain yang melihatku melakukan ini, kalaupun ada akan kukirim ia ke neraka tiga belas.
Tangan Ross yang lembut mengangkat wajahku, ia tersentak sedikit, mungkin merasakan panas neraka di wajahku. Aku menatapnya, oh demi Sang Penguasa Neraka, wajahnya terlihat begitu manis, kalau aku memiliki hati mungkin sudah meleleh saat ini.
“Aku juga sayang kamu, Ork,” ia menciumku perlahan. Terdengar suara petir menyambar di otakku, api dan kilat terus menyambar di mataku, akhirnya asap keluar dari kepalaku. Ciumannya begitu hangat. Aku berjanji akan memberikan waktuku untuknya, menemaninya sampai di akhir hidupnya, dan jika ia di neraka nanti, aku siap menggantikan hukuman yang ia terima. Aku berjanji, janji setan yang abadi!
Cat, cerpen ini dibuat untuk blog gagas tapi belum keterima jadi ajah dimasukkin ke sini :) he he he
http://blog.gagasmedia.net/Cerpen/curhat-atas-kegalauanku.html