Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Senja Terakhir Bersama Ulfa

4 Januari 2013   14:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:30 199 1
SENJA selusin tahun yang lalu adalah terakhir kalinya kita saling berbagi pandangan, menjual banyak senyuman, dan menyimpan satu tanya; akankah kita bertemu lagi? Mendung di kedua matamu jelas bisa kutatap, dan kau masih mampu menatap teduh penuh harap agar kubatalkan niatku tinggalkan kota kita. Ya, kota tercinta yang pernah berikan kita selaksa keindahan; sempurna. Namun, kita sadar bahwa tak ada yang bisa kita perbuat bila Tuhan berkehendak bahwa senja itu adalah senja terakhir bagi cinta kita, ya kan sayang? Kusebut terakhir karena kita tak pernah nikmati keindahan senja-senja berikutnya yang penuh pesona berdua di mana saja kita ingin menghabiskannya.

Kita tak pernah sesali itu. Dan tak perlu kita hukum diri kita masing-masing. Juga, untuk apa harus mengingat hal-hal yang telah berlalu? Kita tak sepatutnya ada dalam situasi ini. Tapi, inilah hidup Ulfaku! Nasib sial sebuah hubungan yang kita harapkan langgeng sampai mahligai perkawinan selalu saja demikian; berpisah untuk selama-lamanya!

Dan senja itu adalah pertemuan terakhir bagi hubungan kita. Apakah waktu bisa diulang? Adakah mesinnya? Bila waktu bisa kita putar kembali walau sejenak kuingin ada kamu disini. Bercengkerama ria sambil menikmati tatapan bola matamu yang indah; sangat indah! Dan bila ada sebuah mesin yang bisa mengantarkanku kepada masa lalu, tentu aku akan membelinya; semahal apaun ia!

Ulfa, kuingin ucapkan "selamat tidur" untukmu. Aku tak peduli kau ada bersama siapa sekarang. Pasti, kau ada dengan keluargamu, bukan? Dan, nikmati liburanmu esok hari dengan damai. Sehat selalu ya?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun