Tentunya, aku minta kerendahan hati Linda merelakan diriku untuk Ulfa. Aku tak mau terus-menerus menyakiti perasaan seorang wanita yang pernah kusayang. Biarlah, aku pergi meninggalkan Linda demi memberi kesempatan bagi lelaki manapun untuk mendapatkan hatinya, ketimbang kupaksakan hatiku untuk terus menjadi lelaki yang paling berdosa di dunia. Menyakiti hati wanita bukan hanya jahat, tapi juga bejat! Aku tak mau masuk dalam kelompok lelaki bejat yang senang dan bangga bila bisa menduakan hati wanita. Tak hanya mendapat petaka di dunia, tentu siksaan perih telah disiapkan sang Pencipta karena kelakuan bejat tersebut. Linda, biar bagaimana pun pernah menjadi bagian terindah yang mengisi hari-hariku. Betapa sulit melupakan sosok indah dan semua rupawannya. Tapi, sekali lagi kukatakan disini bahwa Ulfa telah menjadi pilihan. Berharapdan berdoa bahwa Linda akan menemukan cintanya yang pantas adalah sebuah kebijaksaan.
Sementara, jika ada pertanyaan dari banyak orang dekat dan tetangga tentang pilihan yang kujatuhkan pada ulfa. Maka, seketika aku tak takut menjawab bahwa cinta tak boleh ada kata segitiga. Cinta hanya memiliki satu sudut saja yang terpatri dalam hati dan jiwa setiap pencinta. Membuat banyak sudut dalam hubungan cinta berarti sama halnya dengan mematikan rasa cinta yang besar yang kita miliki. Satu jiwa, satu cinta. Bedanya, dua raga bersatu untuk menjadi sebuah sudut yang istimewa tempat bernaungnya banyak kasih sayang dan ketulusan. Menyudutkan seseorang karena sesuatu yang Anda anggap berlebihan adalah kesalahan besar. Cobalah mengerti bahwa cintaku bukan milik banyak wanita, tapi ia hanya milik Ulfa.
Ulfaku, sekarang terimalah cinta ini. Dan mari bersama-sama menikmati kehidupan ini berdua. Susah dan senang yang tentunya akan kita jalani dalam keseharian kita hanya milik kita. Bukankah, ketulusan cinta kita adalah alasan kita untuk terus bersatu?
Aku cinta Ulfa, bukan Linda.
Salam