Banyak orang yang beranggapan bahwa belajar bukan lagi prioritas utama seorang mahasiswa saat ini. Mengikuti sebuah organisasi yang disediakan oleh kampus sudah menjadi suatu tren yang selalu hangat di kalangan anak kuliahan. Pasalnya, banyak mahasiswa yang berlomba-lomba untuk menjadi bagian dari organisasi kampus hanya untuk memasang title "mahasiswa organisasi" di dirinya. Bahkan, banyak mahasiswa yang lebih mementingkan kegiatan organisasinya daripada kewajiban akademik yang seharusnya menjadi prioritas utama selama ia menjadi mahasiswa. Tak dapat dipungkiri, benefit yang diberikan sebuah organisasi kampus kepada mahasiswa yang tergabung di dalamnya sangatlah banyak. Contoh sederhananya, kebanyakan perusahaan akan lebih mempertimbangkan pelamarnya yang memiliki pengalaman organisasi daripada yang tidak sama sekali. Hal ini didasari karena kemampuan soft skill seperti kemampuan manajemen waktu, berkomunikasi, pemecahan masalah, dan bersosialisasi dengan orang baru yang dibutuhkan kebanyakan perusahaan sudah tertanam dalam diri seseorang yang pernah bergabung dalam organisasi sebelumnya. Namun, apakah berorganisasi lebih penting daripada kegiatan akademik wajib seseorang yang berkuliah? Banyak yang mengartikan bahwa organisasi adalah tempat yang tepat untuk menambah pengalaman lebih semasa kuliah. Lalu, pengalaman apa yang akan didapat dari berorganisasi? Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 pasal 5, organisasi adalah wadah yang berfungsi sebagai tempat pengembangan potensi jati diri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan intelektual yang berguna di masa depan. Dapat diartikan bahwa suatu organisasi kampus bisa menjadi wadah yang tepat bagi mahasiswanya untuk menggali potensi serta jati diri mereka. Lingkungan organisasi akan memberikan dampak yang baik apabila kita memiliki tujuan yang tepat saat memutuskan untuk bergabung di dalamnya.
KEMBALI KE ARTIKEL