Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Pilihan

Di Suatu Sudut Central Park, New York

20 Agustus 2016   11:16 Diperbarui: 21 Agustus 2016   20:25 113 0

Mungkin rekan2 kompasianer masih ingat, baru2 ini aku posting gambar Brian Park, sebuah taman luas terletak di antara 42 st dengan 5 th  Ave, Manhattan.Sepintas lalu aku ceriterakan kenyamanan  taman ini  tanpa ada gangguan dari  pengamen dan  pengemis.

Namun kalau di banding  dengan Central Park New York, maka  taman ini  tidak ada apa2nya.Brian Park sebagian besar di nikmati  oleh pengunjung perpustakaan terbesar di NYC yang terletak di dalamnya, pejalan kaki juga singgah buat narik nafas, atau  para karyawan  di sekitar situ, pada ngobrol menikmati  jam istirahat mereka.Sedang  Central Park yang  luasnya 3.41 km2, teramat  luas dan di lengkapi dengan  fasilitas  dan akses yang mudah di capai dari segala sudut,hingga membuat  hutan kecil ini menjadi salah satu kebanggaan kota New York City.

Adapun  fasilitas  yang tersedia  buat kenyamanan pengunjung  diantaranya:Tempat Persewaan Sepeda,lokasi memancing,Roller Skating,Lahan buat latihan yoga,Toilet, Concert, dan masih banyak lagi.

Sedang tempat2 menarik buat di kunjungi adalah:

-Patung tembaga, memperlihatkan seorang anak perempuan dan teman2nya berkumpul di dekat sebuah  jamur besar.

-Patung kuda keemasan juga  kita lihat pada bagian pintu masuk di antara 59 st dengan 5 tf Ave, nampak  di gambar bawah.

--Tepi danau yang terletak di 72 st, juga banyak di kunjungi orang, selain buat bersantai, juga di sediakan mainan kapal2 kecil, di kemudikan pake remote control.

-Kebun Binatang, terdiri dari beberapa macam binatang, termasuk  harimau.

-Padang rumput maha luas, hijau, dan mulus, seperti karpet, di gunakan orang buat rebahan, atau tidur2an.

-Dan masih banyak  tempat  lain yang kalau di jelajahi semua bisa  makan waktu berhari-hari.

Kunjungan  kami berdua  di Central Park  sebenarnya tidak di rencana.Karena lokasinya  berdekatan dengan kantor Konsulat Indonesia di 68 st dekat 5 th ave, maka kami singgah, maunya sih sebentar, tapi ke jadinya lupah pulang.

Sebagai permulaan kami nongkrong  dulu di sebuah bangku kayu  dekat pintu masuk  seraya  memperhatikan kedatangan  pengunjung lewat didepan kami.Cuaca panas membuat mereka berpakaian seadanya, ada pula anak muda tidak pakai baju sama sekali, berjalan acuh sambil nenteng skateboard. Tidak jauh dari kami terdapat satu tiang listrik dengan lampu klasik di pucuknya, sedang  bagian tengah  ada nomor telepon  yang bisa di hubungi kalau  keadaan gawat, seperti kecelakaan, orang sakit, atau kejahatan.Di sekitar kami  tidak di jajali  iklan,  hanya nampak satu dua dan saling berjauhan.

Dan sewaktu aku bergeser sedikit di bangku, tertera  informasi/pesan pada sandarannya, tertulis:

Roger, Mary dan Willie Kunkies

Pencinta Kota ini 

Adalah teman akrab dan sejati

Dari: Jacquie dan David Manning

Puas cuci  mata, kami jalan lagi, kali ini menuju  sebuah kolam kecil, bundar, di mana  beberapa bangunan/kiosk, seperti:

-Restauran dengan tempat duduk di luar ruangan, makanan siap saji menjual sandwich, juice, makanan nutrisi, dan minuman dingin.Juga ada persewaan remote control, di pakai buat menjalankan perahu2 kayu, seperti yang aku utarakan.

Kami berdua cukup lama disini sampai perut  keroncongan m inta di isi, maklum sudah menjelang sore, sekitar pukul 3.15pm.Disini aku cantumkan apa saja yang kami lahap lengkap dengan harganya sebagai perbandingan dengan rupiah.

Harga makanan/minuman sih memang lebih mahal di Manhattan dari pada Queens, tempat tinggal kami.Bisa-bisa 2 atau 3 x lipat bedanya:

-Dengan kurs $ 1.00, sebesar Rp.13.000.-

-2 Hotdog, $ 2.00                                      Rp.26.000 .-

- 2 btl Air Aqua  $ 2.00                             Rp.26.000.-

- l kaleng soda, Ginger Ale, $ 1.00         Rp. 13.000.-

- 1 sandwich Timur Tengah, $ 8.00       Rp.104.000.-

- 1 gelas plastik Mix Juice, $ 8.00           Rp.104.000.-

                                           Jumlah              Rp. 273.000.-

 Manhattan  sebagai kota turis dengan predikat  Ibu Kota Dunia, atau Kota Yang Tidak Pernah Tidur membuat para penjual makanan/minuman berkesempatan mematok harga sebisanya. Tidak terkecuali siapapun..Cuman kami amini saja, karena musim panas hanya datang sekali setahun.Manalagi, kalau di kamar terus akan terasa  sumpek dan kepanasan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun