Dengan basis berita dari MBM Tempo, terbongkar semua pengaturan pertandingan, permainan wasit, permainan para manager ISL dan klub lain, permainan Pendamping dari PSSI bila klub ingin naik kelas. Bahkan terbongkar penilepan APBD di Samarinda yang di sim salabim sebagian masuk kekantong sendiri. Sebuah berita yang seandainya saja ada yang menyampaikannya ke FIFA di Swiss sana pasti akan menyebabkan dibekukannya PSSInya Nurdin Halid. Calciopoli made in Indonesia ini sungguh sangat menjijikkan dan oleh karena itu para stake holders PSSI harus bertindak. Rasanya PSSI bukan hanya milik Clan Nurdin Halid, karena ketika 19 April 1930, Ir Soeratin mendirikan Persatoean epakbola Seloeroeh Indonesia bukan begini jadinya. Ketika para Voetbal Bonds dari Yogyakarta, Magelang, Madioen, Bandoeng dan Soerabaya berkumpul dan mendirikan PSSI sebagai sebuah alat atawa metode Perjuangan untuk melawan Koloniallis Belanda yang berkuasa waktu itu. Namun sekarang dijadikan sebuah alat untuk mengeruk uang APBD dan APBN, sungguh Ironis. Semoga Arwah Ir. Soeratin damai disisi Allah Swt dan ditempatkan di Sorga sesuai dengan amal amalnya.
Melihat begitu rapi dan teraturnya permainan sandiwara sepakbola Indonesia ini, timbul kecurigaan apakah ini memang sebuah sindikat perjudian? Karena para pengatur pertandingan sudah tahu siapa pemenangnya bahkan skorpun bisa diatur. Hal tersebut tidak tertutup kemungkinannya. Bila penyelidikan dan tuntutan ke Pengadilan ditujukan kepada PSSInya Nurdin Halid, kemungkinan ini bisa ditelusuri dan dibongkar siapa bandar besar dibalik permainan gila ini.
Saya bukan seorang ahli hukum dan tidak tahu lika liku hukum namun sering mendengr apa yang disebut Class Action dimana masyarakat menuntut sebuah Organisasi bahkan Pemerintah bila merasa hak haknya dirugikan. Tentunya Rakyat Indonesia sekarang ini merasa sangat dipermalukan dan dilecehkan oleh PSSInya Nurdin Halid, sudah sepantasnya kita selaku ahli waris yang sah dari stake holder PSSInya pak Soeratin membuat sebuah Class Action terhadap kepada PSSInya Nurdin Halid. Saya membayangkan Cak Kadar dari Persebaya 1927 yang menjadi korban affair Persebaya vs Persik, ditambah dedengkot wartawan senior Olahraga seperti oom Boediarto Shambazy, Anton Sanjaya dan wartawan Tempo Rofiqi Hassan menjadi pelopor dan Ujung Tombak Class action ini. Dan mereka akan tercatat dengan tinta emas dipersepakbolaan Nusantara karena akan berhasil menumbangkan Dominasi Kerajaan Absolut PSSInya Nurdin Halid. Mudah mudahan ini bukan hanya sebatas impian dan bayangan. Mereka yang saya sebut namanya diatas mempunyai kredibilitas, validitas dan kompetensi untuk memimpin sebuah Class Action melawan kesewenang wenangan dan kebobrokan dunia sepakbola Indonesia yang dilakukan oleh PSSInya Nurdin Halid dan kroninya. Karena sampai dengan saat ini Nurdin Halid dan kroninya tidak memberi reaksi atas pemberitaan MBM Tempo, dalam hal ini diam berarti membenarkan semua apa yang ditulis oleh Tempo maka sebuah Class Action pantas diluncurkan.
Semoga ini bisa terjadi.