Berbicara masalah toilet maka (mungkin) yang terbayang dibenak pembaca ialah kejorokan. Hal ini tak salah. Sebab di negeri kita fasilitas yang satu ini kondisinya masih jauh dari kata bersih.
Buktinya, toilet yang ada di rumah tangga masyarakat masih jauh dari persyaratan. Setali tiga uang dengan toilet yang tersebar di sekitar fasilitas publik.
Tak sedikit toilet yang ada di sekolah, kampus, kantor, rumah sakit, dan stasiun yang berbau pesing. Ditambah lagi saluran air kamar mandi yang tersumbat. Parahnya, air dari kran tak mengalir. Banyak tisu, puntung rokok, dan sampah plastik yang dibuang di dalam kloset.
Bak penampungan air juga kosong melompong. Sampah pun berserakan di atas lantai kamar mandi. Kotoran manusia mengapung di permukaan kloset. Jika anda berada di dalam kamar mandi seperti itu maka apa yang akan anda lakukan? Tak tahan rasanya. Sebenarnya ingin buang air, namun tak jadi.
Fenomena seperti ini kerap kita jumpai di rumah sakit. Bahkan ada lelucon, “masuk rumah sakit malah tambah sakit”. Salah satu penyebabnya karena toilet yang tidak higienis.
Kita sepenuhnya tak dapat menyalahkan petugas kebersihan. Namun, juga pengguna toilet itu sendiri yang tak menjaga kebersihan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK). Harus ada kesadaran dari semua pihak.
Sebab itu toilet yang ada di fasilitas umum harus betul-betul terjaga kebersihannya. Menjaga kebersihan toilet adalah tanggungjawab semua orang.
Toilet di Jepang
Banyak cerita bahwa toilet di Jepang itu super bersih. Di bandar udara misalnya, tak dijumpai sampah berserakan di dalam toilet. Fasilitas pendukung pun terbilang canggih, seperti tombol fungsional.
Saat investor tiba di suatu negara maka ia akan melihat kondisi toilet bandaranya. Jika toilet bersih maka kepercayaan sang investor akan tumbuh.
Tak hanya dibandara, di Jepang, toilet yang ada di falilitas umum lain juga tak kalah bersihnya. Bahkan, di negeri sakura itu ada komunitas yang punya hobi nyeleneh. Hobi mereka adalah membersihkan toilet umum diakhir pecan.