Dg kemenangan ini Swiatek mengingatkan pesaing2nya bahwa ia telah kembali ke form awal tahun dimana ia sempat mengumpulkan 6 gelar dan 37 kemenangan beruntun.
Form awal tahun tersebut runtuh, mulai dirusak oleh Alize Cornet yg mengalahkan Swiatek di putaran tiga Wimbledon dg mengalahkan Swiatek dua set langsung, 6-4, 6-2.
Petenis prancis lain Caroline Garcia membuat Swiatek tambah terpuruk dg mengalahkan Swiatek dikandangnya sendiri Polandia Terbuka, rubber set 6-1, 1-6, 6-4.
Di Kanada Terbuka petenis Brazil BH Maia mengalahkan Swiatek di 16 besar, rubber set 6-4, 3-6, 7-5.
Seminggu kemudian petenis Amerika Serikat Madison Keys menyingkirkan Swiatek di 16 besar Cinchy Master dg skor 6-3, 6-4.
Barulah di AS Terbuka Swiatek kembali menyingkirkan para pesaingnya.
Mulai dari petenis Italia Jasmine Paolini ditaklukkannya straigh set 6-3 dan 6-0 di putaran pertama.
Selanjutnya dua petenis tuan rumah Sloan Stephens dan Lauren Davis dihajarnya di R2 dan R3 juga dua set langsung Stephens 6-3, 6-2 sedangkan Lauren Davis 6-3, 6-4.
Di 16 besar petenis Jerman Jule Niermeier yg berhasil merebut set pertama, akhirnya bertekuk lutut dg skor 2-6, 6-4, 6-0.
Di QF, SF dan final Swiatek menyingkirkan tiga unggulan yg coba menghalanginya.
Unggulan 8 petenis tuan rumah Jessica Pegula dikalahkan dua set langsung di QF dg skor 6-3, 7(7)-6(4).
Kemudian Aryna Sabalenka yg pernah menempati peringkat wta 2 dihentikan dalam pertarungan rubber set di SF, dg skor 3-6, 6-3, 6-2.
Dan terakhir di final unggulan 5 petenis Tunisia Ons Jabeur dihempaskan dua set langsung 6-2, 7(7)-6(5).
Dg kemenangan ini Swiatek menambah koleksi trophy grand slamnya jadi 3 setelah sebelumnya dua trophy dari french open(2020 dan 2022).
Pada bagian lain Ons Jabeurs walau gagal di final, berhasil memperbaiki posisinya menjadi peringkat wta 2 dari wta 5 dg poin 5.090.
Namun poin ini masih berjarak jauh dari Swiatek yg di peringkat wta1 dg poin 10.365, berselisih 5275 poin.
Dg kata lain Swiatek masih aman menjadi wta1 untuk beberapa bulan kedepan.
