Secara hakiki bahwa Kritik itu seperti "MERPATI Pos, ia akan kembali pulang". ini konsep dasarnya.
Namun pada kenyataanya, kritik adalah proses dimana seseorang melihat kelemahan orang lain, melihat kejelekannya, kemudian menuliskan kejelekan itu di muka publik, menyebarkannya dan menambah-nambahnya. Kritik dalam kategori ini saya menyebutnya sebagai "Tukang Kritik" tempatnya di Neraka.
Sebab kritik yang sifatnya mencari-cari kesalahan orang lain, akan masuk ke ranah DENGKI. dan dengki adalah penyakit hati yang PALING MENGERIKAN. sebab dengki itu "ibarat api memakan kayu bakar".
Seperti bait syair yang saya renungkan beberapa waktu yang lalu selepas sholat Zuhur :
Wahai para pengkritik lihat dirimu dulu
Coba berkaca apa dosa-dosa mu itu
Hitung-hitung dulu apa tujuan hidupmu
Kritik itu ringan bak debu tapi dosa bak gunung semeru
Melihat kesalahan orang itu mudah
Mencoba membuka aibnya juga tak susah
Namun tahukah kamu siapa itu Abrahah?
Itulah manusia tukang kritik yang mati di depan Ka'bah.