30 Mei 2015 08:09Diperbarui: 17 Juni 2015 06:274870
BeritaIntrik.com) Semua butuh proses!Tidak bisa Presiden Indonesia terpilih di era cyber ini langsung membuat Indonesia MAKMUR dari Sabang sampai Merauke tanpa kerja keras! Selain kerja keras juga HARUS BERANI menghadapi orang-orang rakus yang sudah nyaman sejak lama itu.Celakanya, sebagian Mahasiswa yang dianggap generasi intelektual ini mudah sekali diprovokasi orang berduit yang suka main fitnah dan menginginkan situasi gaduh atas nama rakyat untuk kepentingan sesaat, tak perduli harus mengadu domba, kalau perlu bertabur ayat-ayat agama agarNKRI hancur lebur nantinya, dan mereka akan mengambil alih demi melanggengkan zona nyamannya.Situasi sekarang berbeda dengan peristiwa 1998, Mahasiswa bisa bersatu dengan rakyat di seluruh Indonesia untuk menuntut mundur rezim Soeharto dari kursi Presiden hingga melahirkan REFORMASI. Namun reformasi hanya jargon belaka, berikutnya terjadi "perang" memberebutkan kekuasaan dengan cara yang sangat memilukan. Dan tokoh-tokoh yang mengaku sebagai pehlawan reformasi pun tak mau "bertapa" tut wuri handayani, namun masih menyimpan ambisi untuk terus berkuasa, hingga rakyat terbuka matanya, muak melihat kelakuannya. Rakyat pun mencari tokoh baru yang layak menjadi nahkoda kapal besar ini.Rakyat melirik SBY, yang diharapkan mampu menata bangsa dengan lebih baik. Namun harapan rakyat hanya mampu mengenang kata PENCITRAAN dan PRIHATIN saja. Meskipun demikian, rezim SBY cukup sukses membuat stabilitas politik terjaga hingga 10 tahun jabatannya aman dari tuntutan Mahasiswa dan Rakyat untuk mundur. Meski harus rela memperbanyak utang untuk membungkam rakyat dengan SUBSIDI, tak perduli infrastruktur yang dibangun tak sebanding dengan besaran utangnya.Dan Jokowi menjadi Presiden yang harus cuci bersih pesta pora 10 tahun kemarin, utang menumpuk dan saatnya jatuh tempo. Ketersediaan BBM menipis dan harus mengambil tindakan SIMALAKAMA. Rakyat pun tak mengetahui detilnya.Ekspetasi kuat rakyat berharap Jokowi mampu memperbaiki Indonesia dalam waktu singkat, kalau bisa 100 hari atau 5 bulan kerja, sungguh impian mengenaskan bila tidak mau melihat rentetan panjang peristiwa sebelumnya secara TELITI dan HATI-HATI. Akhirnya hanya mengeluh dan mengeluh saat negeri ini ditata ulang dengan cara kreatif namun akan terbukti kelak di kemudian hari.Celakanya Mahasiswa yang mestinya HEBAT, CERDAS, dan BERMARTABAT, lebih mengedepankan arak-arakan demo, membakar ban, memacetkan jalan mengganggu perekonomian, bakar pocong dan foto Presiden, pasang poster menghujat Presiden yang belum lama bekerja untukLENGSER tanpa dasar undang-undang yang jelas.Mahasiswa sekarang seperti sudah lupa kalau masih ada jutaan rakyat yang CERDAS hasil didikan Orde Baru, bisa melihat dan menyaksikan para mahasiswa yang DEMO jadi pecundang, karena tidak mengedepankan DIALOG yang cerdas, melainkan tuntutan yang tidak jelas-jelas dipelajari terlebih dahulu rentetan peristiwa sebelumnya. Asal demo dan teriak-teriak dengan pengeras suara hingga serak tanpa memberikan solusi yang damai.Untunglah rakyat TIDAK BERPIHAK pada Mahasiswa, mereka tidak mendukung demo para Mahasiswa itu seperti tahun 1998, karena rakyat tidak menginginkan insiden Presiden dihentikan di tengah jalan tanpa kesalahan yang fatal. (BeritaIntrik.com)
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.