Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Apakah Mereka Kualat Dengan Jokowi?

12 Agustus 2013   23:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:23 6622 27
Barangkali Jokowi ingin meniru sukses Barack Obama ketika memenangkan pemilihan Presiden Amerika, salah satunya menguasai media, tiap hari pemberitaan tentang Obama menjadi konsumsi publik dengan berbagai sisi. Demikian pula Jokowi, ada tim media yang setiap hari menulis tentang dia, hasilnya Jokowi diperhitungkan menjadi salah satu kandidat Presiden RI berikutnya. Apakah ada Kompasianer yang menjadi tim medianya Jokowi dengan sukarela? Sebagai orang Jawa, Jokowi sepertinya mengerti ungkapan populer bahwa WONG JAWA NGGONE SEMU, artinya penampilan orang Jawa tidak sekedar kasat mata namun penuh juga dengan bahasa SASMITA (isyarat). Tentu saja sikap demikian biasanya muncul dalam usaha mendidik atau menyampaikan gagasan-gagasannya kepada orang lain tidak gamblang, melainkan menggunakan simbol. Segala sikap dan perilaku yang terbungkus semu itu merupakan bentuk kehalusan budi, tak berlaku vulgar, walau sedang marah sekalipun, tetap disampaikan dengan semu atau SAMUDANA, bermain rasa. Itulah Jokowi, tentu berbeda dengan gaya Ahok karena memang beda kultur, walau ada kesamaannya, yaitu ingin bertindak TEGAS! Digdaya Tanpa Aji Digdaya itu sebutan untuk orang yang sakti, ampuh, perkasa, mumpuni, pokoknya orang yang mempunyai PRIBADI SUPER, mempunyai kelebihan-kelebihan. Dalam cerita komik, pendekar digdaya sering digambarkan sakti mandraguna, bisa kebal senjata tajam, kebal pukulan, bisa terbang, menundukkan musuh cukup dengan sorot matanya, dan lain sebagainya. Kalau Asmaraman S Kho Ping Hoo menyebutnya PENDEKAR SUPER SAKTI. Bila sebuah kesaktian sumbernya dari AZIMAT sering bersifat negatif, pada umumnya membuat pemiliknya sombong, bahkan sering mempunyai musuh. Kesaktian dari Jimat atau pemberian JIN-JIN bisa membuatnya lupa diri lupa kepada Tuhan, kadang malah durhaka kepada Tuhan, ia lupa bahwa di atas orang sakti masih ada yang sakti. Bukankah Jin pemberi azimat atau AJIAN adalah mahluk yang selalu menuntut imbalan? Digdaya tanpa Aji menurut ajaran Drs. R.M.P. Sosrokartono (kakak kandung R.A. Kartini), seseorang tidak perlu melakukan ritual atau membawa/memiliki azimat untuk memperoleh kesaktian. Ada yang mengatakan, asalkan hati selalu bersih dan perbuatan kita baik, maka kita akan selamat, sebab yang namanya sakti itu SELAMAT, sebab hanya Allah yang Maha Sakti sesungguhnya. Sebab, untuk apa sakti jika tidak membawa keselamatan?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun