Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Sapu Kasus Century, Hambalang, Lumpur Lapindo Dengan Oknum

10 November 2012   01:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:41 468 6
Semua kasus yang terjadi di sini selalu tak lepas dari aktor anonim yang dengan entengnya disebut OKNUM, entah darimana asalnya kata oknum ini, rasanya sangat populer di berbagai lini kekisruhan republik ini. Biasanya peran oknum ini tidak lepas dari perbuatan, tindakan, atau keputusannya ditolak atau tak mewakili kelompok atau kesatuan si tokoh oknum tersebut, karena dianggap tak menguntungkan. Kata OKNUM pun seolah-olah cara mudah cuci tangan dari masalah tanggung jawab dari sebuah tindakan yang keliru. Dan dunia politik begitu banyak menyimpan oknum yang suatu saat dimunculkan demi membersihkan sebuah citra. Prasangka umum yang berkembang dalam kasus-kasus KORUPSI selau ditangkis dengan kata oknum. Oknum akhirnya menjadi tokoh yang diterima sekaligus ditolak bila suatu kasus mencuat. Apa yang kau tahu tentang politik? Kesengsaraan? Kebahagiaan? Keindahan? Kemunafikan? Penuh intrik dan licik? Atau ada OKNUM? Apa yang kau harap dari politik? Damai sejahtera? Saling menghormati? Membela yang benar? Atau diperlukan OKNUM? Apa yang kau berikan untuk politik? Ayat-ayat suci? Undang-undang? Bantuan duit? Setumpuk KTP? Atau sejumlah OKNUM? Apa yang kau tahu tentang kasus Century? Maling teriak maling? Pembagian rejeki tidak merata? Menang mau, kalah ngamuk? Mengincar jabatan? Atau lagi mencari OKNUM? Apa yang kau tahu tentang Hambalang? Proyek pemerintah? Cara indah melawan hukum? Tunggang langgang lintang pukang saling tendang? Atau belum ketemu OKNUM-nya? Apa yang kau tahu tentang Lumpur Lapindo? Bencana alam? Keteledoran manusia? Kesengsaraan rakyat kecil? Kongkalikong pemerintah dan parpol? Atau belum ada yang bersedia jadi OKNUM?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun