Dimana hatimu Indonesia? Sedihkah bila hatimu sudah mati? Terbawa terbang Sukhoi? Lihatlah, airmata kepahitan Terus mengalir mengikuti ombak lautan Bapak Presiden tidak mau mengerti Ada pantai melambai Bertobatlah, sudah dekat kiamat Tengoklah, banyak lidah tak terkendali Tajamnya seperti pisau Menusuk tanpa mengeluarkan darah Banyak ayat-ayat suci diteriakkan Dari lahir hingga kematian Sampai lupa diri berbuat baik Hal yang tak pernah usang sebagai kenikmatan Bapak Presiden apakah ingin meniru burung Merak? Memiliki bulu yang indah namun bersuara serak Menebar pencitraan lupa kesengsaraan rakyat Lihatlah, umat beragama saling bantai Lihatlah, beribadah semakin susah Lihatlah, kemiskinan seperti setan Lihatlah, kekerasan tanpa memiliki argumen Lihatlah, hukum di tangan orang tidak baik Lihatlah, lihatlah sekali lagi, Anda tidak rugi bapak Presiden Bapak Presiden, Anda bisa melupakan rasa malu Dan negara utang melulu, jangan lupakan itu Bapak Presiden, berteriaklah satu kali Daripada mengeluh berkali-kali Bapak Presiden, marahlah dengan alasan Bertindaklah demi ketentraman Agar Romo Pendeta kembali ke Gereja Agar para alim ulama kembali ke Masjid Agar para pedagang kembali ke toko Agar para pelajar kembali ke sekolah Agar para politikus kembali bercermin diri Agar para rakyat kembali mendengarkan Agar kami memuji lautan tapi tetap di darat
25.2.12
KEMBALI KE ARTIKEL