Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Benarkah, Kejamnya Dunia Maya tak Sekejam Afriani Susanti?

29 Januari 2012   17:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:19 1961 6

Afriani Susanti dalam kesadarannya sudah menyatakan penyesalan dalam kasus nabrak mati 9 orang. Rasa bersalahnya yang diungkapkan ternyata belum mampu memadamkan SINISME sebagian masyarakat yang mengikuti berita tentang kejadian itu. Pada kenyataannya manusia akhirnya harus menjadi penerima atau pewaris dari tindakannya sendiri.

SiNengAprilia, demikian konon nick namenya di dunia maya yang lain, harus menerima pelanggaran yang telah dilakukannya, pelanggaran yang tak dapat dibenarkan dalam kode etik kewarasan sebagai manusia. Pelanggaran apapun sering menimbulkan ketidakadilan, namun begitulah suatu sistem moral yang terjadi dalam kehidupan manusia ini.

Apakah dunia maya yang telah "mengadili" Afriani Susanti secara "kejam" bisa memberi manfaat bagi orang itu sendiri? Ataukah semua "pelecehan" terhadap pelaku sebagai pemuasan hasrat irasional dan bukan merupakan kriteria nilai moral menurut ukuran pribadi? Dunia maya sekarang ini sudah menjadi sarana untuk tindakan-tindakan pribadi, walau sejatinya itu bukan merupakan kriteria moral ataupun validasi moral, namun hanya sekedar ungkapan kreativitas yang didemontrasikan sebagai pilihan pribadi. Dan martabat diri Afriani Susanti sudah menjadi sasaran tembak para pelaku dunia maya. Apakah akan menjadi hiburan tersendiri atau parodi yang menyakitkan hati? Silahkan Anda menilainya sendiri, sebab siapa tahu anda berada dalam situasi yang sama, sama maya sama nyata, ada kesamaannya.

"Sorry gan, abis nabrak MEJENG dulu ame mobil TOP ini, BUAT KENANG-KENANGAN!"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun