Akhirnya sebagian besar sisa material itu berubah menjadi sebuah rumah yang penuh cita rasa seni, namun bukan sebagai rumah pribadi melainkan menjadi bengkel kerja untuk berbagai kegiatan kreatif dalam bidang kesenian maupun kebudayaan, namanya pun menjadi REMPAH Rumah Karya,
REMPAH mengandung arti REMUKAN SAMPAH. Rumah Karya itu memang 90 % berasal dari material sampah di gudangnya. Ide awal tersebut memang tak lepas dari sebuah perjalanan pak Paulus Mintarga ketika bertandang ke Museum New York beberapa tahun yang lalu, saat melihat lukisan karya pelukis JepangĀ timbul inspirasi yang dipendam cukup lama sampai akhirnya melahirkan REMPAH Rumah Karya itu sebagai tempat ajang berekspresi. Dengan berdirinya REMPAH Rumah Karya ini menjadi salah satu sarana dalam menghidupi kegiatan kesenian daerah dengan pemikiran dan tindakan yang bernafas divergensi budaya dengan kesenian nasional mesti ditepiskan. Dengan adanya REMPAH Rumah Karya yang terletak di wilayah
Gajahan, Colomadu, Karanganyar, Solo ini bisa menjadi idiom kesenian baru para seniman daerah tanpa harus kehilangan jatidiri kedaerahannya, dan kesenjangan kebudayaan dengan masyarakat dapat dicegah dengan berdirinya bengkel kreatifitas para seniman ini tanpa harus terlelap dalam arus pemikiran yang terpasung rasa daerahisme secara berlebihan.
KEMBALI KE ARTIKEL