Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor

Telanjang Masuk Bank

26 Oktober 2010   01:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 1246 0
Manusia lahir dengan telanjang, tanpa sehelai benang pun, tanpa ada tatto sedikit pun, telanjang seperti Adam dan Hawa ketika diciptakan, telanjang dalam arti masih bersih dan suci. Namun ketelanjangan itu berakhir ketika kakek moyang kita telah melakukan perbuatan dosa dan dikutuk TUHAN Allah untuk mati. Demikian juga kita, dengan telanjang keluar dari kandungan ibu, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil. Adam Hawa menyemat daun ara untuk menutupi ketelanjangannya, TUHAN Allah menggantinya dengan pakaian dari kulit binatang kepada mereka berdua sebagai tanda kasih-Nya. sang ibu menutupi sang bayi dengan kain untuk menghangatkan tubuhnya sebagai tanda cintanya. Semenjak berbuat dosa manusia merasa malu bila terlihat telanjang di depan umum, kecuali manusia yang otaknya sudah terganggu tidak akan merasakan malu bila tanpa baju selembar pun, atau tengah berada dalam komunitas manusia telanjang semua. Melihat tubuh telanjang sering membuat kita melamunkannya dan bila iman tidak kuat, pikiran akan membujuk kita untuk melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya, misalnya masturbasi/onani atau mengkhayal sampai terbawa mimpi dengan sosok telanjang tadi menjadi objek mimpinya. Suami istri tidak merasa malu bila telanjang berdua ketika berdua, karena memang mereka telah menjadi satu. Tetapi pria dan wanita melakukan telanjang tanpa ikatan yang resmi adanya hanya nafsu, dan bila melakukan perbuatan suami istri namanya SUNGGUH TERLALU! Telanjang memang hanya sebuah kata, namun dari mulai anak kecil sampai orang yang sudah tua memahami artinya. Telanjang menggambarkan suatu keadaan tanpa sebuah ketertutupan sehingga dapat terlihat jelas adanya. Telanjang dapat berkonotasi negatif apabila dimaknai dengan negatif, demikian juga bisa sebaliknya menjadi positif apabila pemaknaan yang ditekankan mengarah pada sifat positif. Dalam hidup mau tidak mau kita mesti telanjang dan menelanjangi kehidupan itu sendiri, tanpa ketelanjangan kita tidak mampu membersihkan diri secara lahir maupun bathin, tanpa ketelanjangan kita tidak bisa menikmati kenikmatan yang paling nikmat itu sendiri. Jadi telanjang memang harus kita upayakan dalam nilai-nilai yang positif untuk menuju kehidupan yang lebih tulus. Kehidupan sekarang ini sebenarnya sudah telanjang, dengan kemajuan teknologi dunia sudah mampu ditelanjangi hingga sudut-sudutnya. Tidak ada wilayah sensitif yang bisa disembunyikan dari satelit, dan ketelanjangan akhirnya menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.  Ketelanjangan menjadi begitu menarik perhatian, begitu mengasyikkan, mampu menggugah semangat, namun bisa juga menjijikkan atau mengundang tawa bila dilakukan bukan pada tempatnya. Lantas bisakah ketelanjangan kita maklumi bila dilakukan oleh dua manusia yang berbeda dalam budaya saat ini? Terserah anda menafsirkannya bila melihat gambar di bawah ini. Illustrasi :  unic77.blogspot.com, noveloke.com, forumkami.com, Pusat Humor Indonesia (PHI).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun