Betapa penting dan strategisnya Pulau Jawa dan Perpolitikan Masyarakat Jawa, politik jawa terkenal Halus bisa diumpamakan "Keno Iwak'e ora Butek Banyune" ( terjemahan : Dapat Ikanya tidak keruh Airnya)
Tutwuri handayani, Ing Ngarso sung tulodo ing madyo mangun Karso, Menang tanpa mengalahkan, Nglurug Tanpo Bolo, Tajam tapi tidak menyakitkan... Prinsip-prinsip ini yang di pake raja-raja Jawa termasuk Presiden SOEHARTO.
Presiden SOEHARTO sangat piawai mengamalkan konsep-konsep politik masyarakat Jawa sehingga Langgeng kekuasaanya dan sangat disayangkan di akhir pereode beliau ( mungkin sudah konservatip karena Usia) beliau jatuh disaat beliau meninggalkan semua kaidah-kaidah Politik Jawa.
Presiden Susilo Bambang yudoyono pereode Pertama masih memegang konsep-konsep jawa di lihat dari para pendamping-pendamping dan pengikut-pengikut beliau banyak yang dari tanah jawa dan berpemikiran Jawa
Pada Pereode ke dua Beliau di kelilingi oleh Gang Sumatera karena Pak Susilo Bamabang Yudoyono Berprinsipkan dengan LEGAL-FORMAL sehingga banyak tokoh-tokoh akademik merapat ke Presiden mulailah satu-demi satu ORANG JAWA tersingkir dari SISI Beliau karena terganjal LEGAL-FORMAL
di sini Presiden terjebak oleh angka-angka statistik yang membingungkan dan nyaris tidak dapat di kuasai beliau akhirnya Presiden Terjebak dalam Pemikiran-pemikiran Akademi padahal yang di butuhkan masyarakat dan seorang pemimpin adalah KESEJAHTERAAN dan KEBIJAKSANAAN yang semua tidak bisa di dapat di Kampus-kampus ternama sekalipun,
KESEJAHTERAAN dan KEBIJAKSANAAN ada di pemikiran masyarakat Jawa yang NJAWANI "Memayu hayuning Bawono" ( Memelihara kesejahteraan Dunia)
Kami ucapkan sudah tidak ada Tangga NAIK buat Pak SBY yang ada adalah JALAN TURUN. selamat menempuh jalan Turun semoga selamat dan mendapat Ridho Alloh SWT. AMIEN