Di dalam pustaka suci weda, dikatakan bahwa samsara adalah penjelmaan atma (roh) yang berulang ulang (samsriti) ke dunia ini, dan Punarbhawa, yang berasal dari bahasa sanskerta, berarti kelahiran yang berulang-ulang, juga disebut Penitisan atau Samsara. Hukum Karma menyebabkan punarbhawa, atau samsara ini, di mana atma (roh) menjelma kembali untuk memperbaiki perbuatannya yang buruk atau karena atma masih dipengaruhi oleh Karma Wesana, atau sisa-sisa perbuatan, atau kenikmatan duniawi, sehingga ingin lahir kembali. Kelahiran ini adalah samsara, atau sengsara, sebagai akibat dari karma atau perbuatan di kelahiran sebelumnya. Punarbaawa merupakan keyakinan bagi Masyarakat hindu bahwa semua makluk hidup akan mengalami reingkarnas yang di sebut juga dengan konsep punarbawa (Terlahir Kembali). Tujuan dari punarbawa itu sendiri adalah untuk memberi kesempatan kepada jiwa dan berupaya meningkatkan statusnya karena kelahiran hanya sekali sebagai manusia, sang jiwa belum sempurna walaupun memiliki badan jasmani yang sempurna. nilai kearifan lokal yang berasal dari budaya Nusantara yang mengajarkan kesederhanaan, kebijaksanaan, dan keseimbangan hidup, seringkali menjadi landasan penting bagi generasi milenial dalam menjalani kehidupan mereka di era modern yang dipenuhi dengan dinamika kehidupan yang cepat dan beragam. Salah satu konsep tradisional yang memiliki makna mendalam seringkali menjadi landasan penting bagi generasi milenial dalam menjalani kehidupan mereka. Pemahaman tentang konsep punarbawa dapat membantu generasi muda menjalani kehidupan yang lebih bijaksana dan berarti di era milenial saat ini, di mana tekanan sosial, tuntutan pekerjaan, dan pengaruh media sosial dapat menjadi tantangan yang berat. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai punarbawa, generasi milenial dapat menemukan cara untuk menyeimbangkan dunia digital dengan dunia nyata. Mereka juga akan memiliki kemampuan untuk menjaga nilai-nilai luhur konsisten dalam setiap tindakan dan keputusan yang mereka ambil.
KEMBALI KE ARTIKEL