Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Saat Jingga Lepas dari Senjaku (ECR4)

25 November 2011   10:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:12 147 2

Malam semakin dingin.Hujan terus menghujam tanah yanglama mongering. Petir kilat berkejar-kejar saling rebut bersama angin yang tak luput pula menampakan kekuatannya. Sebentar-sebentar hiruk pikuk dari reranting kering yang gugur dari peperangan besar malam ini.

Aku duduk sendiri disudut rumah, dengan elegisamaseperti peperangan cuaca diluar rumah.Sengit!!Semua menampakan kekuatan masing-masing!! Mataku menatap jauh pada selembar photo seorang gadis yang selama ini diam-diam kukagumi. Seorang gadis yang kukenalsejak aku menginjak desa ini, gadis yang pengasih dan penyang, gadis yang berambut panjang penuh pesona bak air terjun yang memuntahkan keindahan dari tas bukit yang terjal. Kini semuanya menjadi kenangan yangmembekas melukaiku terlalu dalam.

Ingatanku kembalipada tepian sungai di desa ini. Di saat berdua menikmati alunan aliran riak air sungai yang begitu indah,bersama nyanyian burung yang sepertinya bernyanyimemuja keindahan hari ini. Pohon yang berdiri disepanjang tepian seperti mengikuti nyanyaian burung, diayun-ayunkan angin sepoi-sepoi.

“BangAri,Sebentar lagiJingga akan menikah” katanya dengan nada riang dan manja.

“Apa..?” kataku agak terkejut.

“Jingga di lamar Bang Ariii…. Jingga dilamaarrr…. ”

“Siapa ? kok selama ini aku tak pernah tau” kataku dengan nada penasaran.

“Jinggasengajaselama ini tak pernah ceritakan ini ke abang.” Jawab Jingga tanpa merasa jawabannya menikam jantungku.

“Kok begitu !. Apa dirimu kurang percaya denganku,padahal kita selalu bersama.”

“Bang Arii…maaf.. bukan jingga tak percaya pada bang Ari.. Jinggaragu cerita ini ke bang Ari..,karena jingga takut gagal Bang…bayang kegagalan Jingga saat dengan Pujangga di desa ini sungguh membuat Jingga tidak berani terlalu banyak berharap” jawabnya mejelaskan dengan nada seperti agak bersalah padaku.

Aku hanya terdiam.Hatiku merasa hancur perih seperti disayat sembilu. Kenapa semua yang kuharapkan harus kandas begitu saja. Sungguh pilu hati ini.

“Siapa laki-laki yang beruntung itu Jingga ?”

“Maksudnya laki-laki yang beruntung bagaimana?”

“Ya,yang melamarmu itu”

“O,dia adalah Bang Ibay,RT kita di desa ini”

“Apa ?.Ngak salah dengaraku ! Dia sudah punya istri. Bunda Selsa! Biarpun bunda selsa sudah lama tak pulang entah dimana sekarang, tapi tetap Pak RT masih memiliki isri yang sah Jingga!! ” kata aku terkejut mendengar jawabannya..

“Bunda terlalu lama tak pulang dan tak ada kabar sama sekali.sudah wajar kalau Bang Ibay membutuhkan pendamping lagi” katanya dengan tenang.

“Apa udah kamu pikirkan matang-matang ?” tanyaku agak udah ragu

“Semuanya udah JinggapikirkanBang, Mommy pun setuju dengan pernikahan kami” katanya menjelaskan

“Seandainya Bunda Selsa pulang ,lalu dia tau kamu telah menjadi madunya. Tentu akan ada masalahbesarJingga!! Sadarlah!!” kataku makin cemas.

“Semua itu udah Jingga pikirkan, Jinggasiap jadi istri kedua Bang Ibay” katanya dengan yakin.

“Kalau memang begitu keputusanmu dan itu terbaik buatmu,harus bagaimana lagi.Tapi coba dirimu pikirkan lagi keputusanmu itu”

“Tekad Jingga udah bulat bang..Jingga tetap akan menikah dengan Bang Ibay apa pun resiko yang nanti Jingga hadapi” katanya sekali lagi dengan yakin. Tanpa dia sadari keyakinannya melukaiku berkali-kali.

cccccccccc

Tit…tit…..tit….tit.

Alarm di hp ku berbunyai,membuatku tersentak dari lamunan. Sudah pukul12 malam,tandanya perjalanan malamku dimulai. Beginilah hidupku di desa ini,tiap malam aku mengembara,mengelilingi desa ini. Aku bukan hansip pasti tak meronda,hidupku memangku abdikan untuk malam.Karena kelamnya malam itu aku bisa merasakan dunia ini bercerita padaku tentang kehidupan.Dunia malam banyak cerita yang sangat berharga yang kudapatkan. “Aku mendapatkan gelar di desa ini “Ari Pejalan Malam Rangkat( Ari PM Rangkat)”. Rangkatadalah desa yang menaungi tiap malamku saat ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun