Airmata takan sangup menjadi bukti betapa terlukanya hati ini
Jika saja semuanya dapat ku hentikan, mungkin cinta takan sangup merobek isi hatiku
Untuk kesekian kalinya cinta menghancurkan impian dan harapan
Dan haruskah aku diam saja menikmati segala yang trjadi?
Terasa sulit tersenyum menerima kenyataan
Yang tak pernah henti menghempaskan diri pada jurang keperihan
Tapi mungkin akan lebih sulit jika aku terus-menerus berperang melawan takdir
Memaksaku untuk mengibarkan bendera kekalahan…….
Kalah pada ketakutan diri yang membutuhkan kasih sayang.
Hingga dirimu dan sejuta perhatian berusaha menyihirku
Kau lukis kententraman dalam sepenggal ketakutan yang masih tersisa
Kau sentuh luka yang teramat perih….kau balut dengan ketulusan
Memeluk erat tubuh yang bertahun-tahun merindukan pelukan
Kau dekap aku dalam kehangatan yang paling amat ku inginkan
Kau membuatku terjatuh pada pengharapan untuk memelikimu
Memilikimu seutuhnya.
Dan kini…………………………
Sepasang cincin tlah terukir nama kita berdua hanya menjadi saksi
Melingkar indah tanpa harus memiliki
Karena dunia dan seisinya tak pernah meresrtui kita untuk bersatu
Terhimpit pada beragam persoalan yang akhirnya membuatku lelah
Seperti kau yang lelah membalas sejuta pengaduanku lewat sebait pesan
Sepasang cincin ini hanya menjadi kenangan
Sudahlah lupakanlah….
biar semua menguap ke langit
Bersama sisa-sisa tangis dan doa-doa tersendat
Lupakanlah…lihat rapi dalam batin yang perih
Sebab langit telah menggisik-ngisikan matanya
Berdarah karena duka pertikaian hati
Mari kita mengubah arah
Karena  Impian nyatanya lebih tajam dari tepi-tepi ilalang
Dan kita sama-sama tersayat pada goresan-goresan luka.
dan meninggalkan luka dan air mata yang tlah mengering.
kenangan sepasang cincin kita…
Aku mencintaimu selalu..dan akan terus mencintaimu