Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Menanti Independensi Media Pada Pilpres 2014

29 Mei 2014   03:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:00 38 0
Lama tak bersua dengan Kompasiana, rasanya rindu ingin kembali menulis. Menulis sesuatu yang mungkin tiada guna bagi orang yang membacanya tapi setidaknya bisa memberi manfaat bagi penulis sendiri. minimal bisa membangkitkan semangat menulis yang kian hari sepertinya akan padam.

Memulai kembali menulis di kompasiana hari ini murni karena terinspirasi oleh banyaknya pemberitaan media menjelang Pilpres 2014.  Ada rasa khawatir pada diri saya akan independensi media, terutama pemberitaan melalui televisi. Independensi media menurut saya sangat perlu dalam pemberitaan mengingat sebagian besar masyarakat memperoleh informasi melalui televisi. media yang tidak menjaga independensinya di khawatirkan akan memberikan informasi yang menyesatkan bagi masyarakat demi mensukseskan calon yang didukung. Harapan saya dan mungkin kita semua adalah bagaimana menjaga media Televisi agar tetap mengedepankan independensinya.

Tapi pertanyaan yang muncul kemudian adalah mampukah media televisi tersebut menjaga independensinya mengingat pemilik media tersebut telah bergabung menjadi tim sukses dengan salah satu kandidat. Kita ambil contoh dua TV berita nasional, TVone dan Metro TV. TVOne menurut kabar merupakan milik Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakri yang saat ini telah berkoalisi dengan partai Gerindra yang telah mencalonkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Sementara Metro TV merupakan milik ketua umum partai Nasdem, Surya Paloh  juga telah berkoalisi dengan PDI-Perjuangan yang mengusung Jokowi-JK.

Untuk melihat Independesi media tersebut sepertinya penting untuk kita melihat porsi pemberitaan bagi masing-masing kandidat. Dan satu hal yang mungkin penting untuk kita lakukan adalah mencoba mencari berita di media lain sebagai pembanding. Dan untuk saat ini sepertinya berita dari kedua Media tersebut tidak bisa kita telan mentah-mentah.

Mohon maaf kalau tulisan ini dari sisi tulisan maupun perbendaharaan katanya tidak menarik untuk dibaca, maklum penulisnya dulunya hanyalah seorang "Loper Koran"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun