Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Karena ketiadaan kelas Teras masjid pun jadi lokasi belajar

2 Juli 2011   10:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:59 82 0

Inilah yang terjadi di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)RISMA di dusun Sukamulia Selatan, Desa Pondok Batu, Kecamatan Bilahhulu, kab. Labuhanbatu, Sumatera Utara. Sekolah yang digagas oleh Remaja Masjid Syuhada berdiri sejak bulan November 2010 mendidik kurang lebih 46 santri dan santriwati.

Diasuh oleh 6 orang guru proses belajar mengajar berlangsung 3 kali seminggudengan materi pelajaran yang difokuskan pada kemampuan siswabaca tulis Al-Qur’an, hafalan surat-surat pendek, praktek sholat fardhu dan sholat jenazah.

Lemahnya sumber daya manusia dan minimnya dana merupakan kendala utama yang dihadapi oleh TPA islami ini. Rata-rata tenaga pengajar hanya lulusan SLTAyang sudah barang tentu perlu di upgrade hingga minimal memiliki jenjang kualifikasi D-1 sampai D-3.

Begitupun dana yang masuk dimana setiap siswahanya dipungutbiaya Rp.1000 per siswatentu sangat mustahil bisamendirikan bangunan layak untuk tempat belajar.

Kesulitan dana seperti diakui Adi Suyanto, pendiri sekaligus kepala sekolah TPA Risma, mengakibatkan guru-guru hanya diberi gaji berkisar antara Rp. 40.000 s/d Rp. 50.000 setiap bulannya.

” Jumlah yang tidak wajar tentunya. Tapi mau bagaimana lagi, kebijakan ini terpaksa diambil karena 60% dana yang masuk dialokasikan untuk penggajian guru sedang sisanya sebesar 40% untuk keperluan operasional sekolah, ” jelas Adi saat memberi keterangan kepada penulis, sabtu ( 2/7).

Beruntung guru-guru tidak pernah mengeluh. Prinsipnya mereka tidak menomor satukan penghasilan. Kesadaran akan pentingnya menanamkan pengetahuan agama sejak usia dini memotivasi tekad mereka untuk terus mengabdi meski materi yang di dapat tidak sebanding.

Inilah ironi dunia pendidikan di Indonesia. Di satu sisi pemerintahberkomitmen membenahi pendidikan di tanah air dengan menggenjot anggaran pendidikan hinga mencapai 20% dari APBN tapi di sisi lain banyak sekolah yang terlantar nyaris tidak tersentuh kebijakan tersebut. Padahal jika niat baik pemerintah berjalan sesuai yang digariskan dan realisasi dilapangan tepat sasaran, rasa-rasanya sekolah seperti TPA RISMA yang terpaksa belajar di teras masjid sebagai pengganti ruangan kelas tidak perlu terjadi.

Apresiasi yang tinggi layak kita berikan kepada mereka yang begitu concern pada pembinaan generasi muda bangsa khususnya guru-guru TPA RISMA yang tanpa pamrih sudah mengajar dan mendidik murid-muridnnya. Meskipun perhatian nyata dari pemerintah dan masyarakat yang peduli pendidikan tetapsangat dinanti dan diharapkan. Sebab kesadarankita untuk mengulurkan bantuan sedikit banyak tentu akan berdampak pada keberlangsungan pendidikan di TPA ini. Paling tidak sekolah bisa memiliki lahan dan bangunan dimana siswa dapat belajar nyaman dan tenang tanpa harus menumpang di teras masjid.

Itulah harapan segenap pengurus dan pengelola TPA RISMA yang disampaikan kepada penulis. Smoga Allah SWT berkenan meridhoinya. (**)

Link information : ikh.1arief_95@yahoo.co.id

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun