memang, ilmu telah sangat maju dan pengetahuan manusia telah dapat dibanggakan. terutama pada dua abad akhir ini, adalah kemajuan ilmu dan teknologi diantaranya yang sangat mengagumkan, sehingga jika ditakdirkan nenek-moyang kita yang hidup 3 or 4 abad yang lalu, keluar dari dalam kuburnya, sekali lintas ia akan mengatakan bahwa umat manusia yang sekarang ini adalah Jin, tidak manusia lagi.
Ilmu ketatiban dan pembedahan, sudah sangat maju. obat-obat yang baru dan ajaib khasiatnya. Pinisilin saja misalnya, bukan sedikit menolong mengurangi penderitaan manusia.
Alat dan teknik,mesin dan jantera pendapat baru, membuat manusia abad sekarang menjadi bangga, seakan-akan manusia telah dapat menunduk dan menaklukkan alam. tetapi dapatkah sarjana yang bagaimana jua pun pintarnya menciptakan nyawa? dan dapatkah mereka menjawab jika ditanyakan: Apakah hidup itu? Dari mana datangnya dan bagaimana kesudahannya?
dengan cepat orang dapat memberikan jawaban bahwa segala yang hidup itu, baik tumbuh-tumbuhan, baik binatang atau manusia sekalipun, adalah susunan sel. dan setiap sel adalah sesusunan kimia dari karbon, hidrogen dan oksigen dan nitrogen. kalau di anasir telah tersusun menurut pergenapan tertentu, terciptalah sel.
baiklah susunlah segala anasir itu menurut ukuran yang tertentu, namun sarjana itu tak juga dapat memberinya hidup.
bila dikaji lebih dalam lagi dilihat dari tafsir Tuhan mengambil misalnya didalam Qur'an tentang binatang yang hanya kecil saja, dan dirasa tidak penting, yaitu Lengau! yang menjelaskan,
Artinya : " Sesungguhnya apa yang kamu puja selain daripada Allah itu tiadalah sanggup menciptakan lengau, walaupun mereka berkumpul bersama-sama untuk itu. dan jikalau lengau merampas daripada mereka barang sesuatu, tidaklah mereka sanggup menolongnya: lemah yang menuntut dan lemah yang dituntut. "
Sungguh nyata semuanya kuasa Tuhan itu, tidak dapat dipungkiri bahwa terciptanya sel. sejak dari kecil sampai kepada besar, meliputi tersusunnya dari karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. tetapi yang menjadi pertanyaannya mengapa banyak sarjana yang belum mengetahui itu hanya sekedar dapat mengetahui yang ada, namun mereka tidak sanggup memberinya hidup. Hidup ini sendiri tidaklah akan sanggup seorang jua pun manusia mengupasnya, mencari pangkalnya dan menurut ujungnya. kesanggupan manusia hanyalah sekeliling benda. dan diantara anasir benda dengan anasir hidup, terdapatlah sesuatu jurang yang sangat dalam, yang tidak dapat diseberangi oleh ilmu.
Mau tidak mau, setinggi-tinggi akal hanya dapat mengetahui khasiat barang yang ada, tetapi tak sanggup menciptakan. sekali lagi terlompatlah dari mulut :' ALLAH'.
Bilamana ucapan ' ALLAH ' telah terlompat dari mulut, meliputilah dia kepada segala yang dipikirkan itu.