Di jalan kosong di tengah wabah
Memenjarakan rasa gagap gempita
Mengenang sejarah hanya ramai dalam tutur kata
Kepahitan sejarah diulang kembali
Sikap-sikap ganas dimunculkan di tengah pandemi
Sakit memang, jahat, dan sekali lagi benci
Nyatanya lebih kelam saat ini
Tangis-tangis pilu tak didengar
Orasi-orasi diacuhkan
Seni-seni kontroversi dipenjarakan
Rasa-rasa sensitif ditinggikan karena lapar
Ayo, bangunkan kembali kebaikan-kebaikan yang tertidur
Ayo, bahu-membahu menenggelamkan manusia khianat
Mari singsingkan lengan meskipun banyak hal telah menjadi bubur
Mari rangkul kembali darah untuk menjadikannya keringat