Tulisannya dibuka dengan kata kata sebagai berikut :
Sebenarnya saya sudah teramat cukup dengan statement kawan dari Solo soal ke-haji-an Jokowi di status komen fesbuknya.
Namun entah mengapa, mendadak saya mencabut kepercayaan ini setelah ia menuliskan panjang lebar kali tinggi tentang kisah kehajian Jokowi. Awal yang saya butuhkan adalah statement sederhana seperti “Bapak saya ikut walimatul safar pas Jokowi naik Haji” atau “ikut bantu ngurusin bikin banca’an berkatan hajinya” dan hal kecil lain seputar budaya mengantar haji ala Indonesia.
Saya takjub dengan orang ini-hazmi srondol yang usil sekali ingin mendapatkan informasi begitu detail soal apa benar Jokowi sudah naik haji bukan naik ibu haji. Dia ingin sekali dapat info yang sahih menurut standar yang diinginkannya, menyangkut budaya mengantar Jokowi naik haji segala. Apa perlunya sampai begitu usil kalau bukan timbul dari prasangka buruk terhadap sesama muslim yang bernama Jokowi?
Memang prasangka begini sudah muncul dari orang-orang berstandar ganda; suka mempersoalkan yang tidak penting sedangkan yang penting malah tidak dipersoalkan. Pada kesempatan lain pernah saya baca hazmi srondol ini juga begitu kepo soal apakah ayahanda Jokowi itu cino. Mengapa perlu mempersoalkan suku ayahandanya Jokowi? apakah kalau benar ayahandanya Jokowi itu cino maka jokowi tidak boleh menjadi capres? Picik sekali bila masih mengkotakkotakkan sesama bangsa Indonesia berdasarkan suku, agama dan bukan berdasarkan sumbangsihnya bagi Indonesia.
Yang bias dari tulisan hazmi srondol berikutnya tentang prabowo subianto yang punya ide cemerlang tentang 'tabungan haji'. Kalau hendak memuji prabowo subianto tentang kehebatannya itu tak perlulah di awal tulisan mempersoalkan keHajian Jokowi?
Yang adil itu bila mempersoalkan kekurangan Jokowi maka juga dibandingkan dengan kekurangan prabowo yang pada sidang DKP 1998 mengaku menculik 9 aktivis. Masyarakat jadi bisa menilai, apa Jokowi pernah tersangkut hal nista seperti itu dibandingkan dengan prabowo yang pernah bahkan dipecat dari dinas militernya.