"Apakah sebelumnya sudah ada firasat?" Narasumber belum sempat menjawab, pertanyaan kedua sudah menyusul.
"Bagaimana perasaan Bapak?" Tatkala narasumber melengos sambil menyembunyikan air mata, pertanyaan ketiga terlontar.
"Adakah pesan mendiang?" Itulah tiga pertanyaan goblok yang sering sekali dilontarkan jurnalis kepada keluarga korban atau korban yang terkena musibah. Entah terbuat dari apa hati jurnalis yang menanyakan hal seperti itu. Nahasnya, pertanyaan itu selalu berulang. Tampaknya pertumbuhan otak jurnalis terlalu lelet sehingga tidak kunjung sedikit cerdas dan empatik.
KEMBALI KE ARTIKEL