Aku menabuh tawa di telingamu. Kamu terkekeh, tetapi matamu berkaca-kaca. Tubuhmu daun kering yang mudah dilahap api. Atau dibusukkan tanah. Aku menyesal sekarang. Semestinya aku berhenti menyayat hatimu, sebab kutahu menyakiti bukan bagian dari mencintai. Kini aku gugup dan tidak tahu obat apa yang manjur mengobati lukamu.
KEMBALI KE ARTIKEL