Dengan demikian, puasa sejatinya merupakan tameng bagi sanubari kita. Mengapa demikian? Kita sadar bahwa nafsu merasuki pikiran dan memasuki perasaan. Kita tahu bahwa nafsu sanggup meracuni keyakinan. Bersama puasa kita menjadi kuat berhadap-hadapan dengan nafsu. Termasuk ketika kita sendirian di rumah dan dorongan nafsu menuntun kita ke dapur dan diam-diam menyudahi ibadah rahasia ini.
Tidak ada yang lihat, begitu bujuk nafsu.
Tidak ada yang tahu, begitu rayu nafsu. Jika kita lengah dan lemah, kita akan berdiri di hadapan nafsu sebagai
pihak yang kalah.
KEMBALI KE ARTIKEL