Sejak dua hari lalu ia lebih banyak termenung. Gara-garanya, ayah dan ibunya gagal pelesiran spiritual ke Tanah Suci. Gaji ke-13 sudah ia korbankan, kalung istrinya kini nangkring di pegadaian, bahkan sebagian besar isi tabungannya ia kuras demi uang saku orang tuanya. Tetapi mimpi untuk membahagiakan hati ayah dan ibunya terpaksa buyar. Bukan
terpaksa, melainkan
dipaksa. Biro perjalanan mangkir. Mula-mula visa jadi dalih, lalu muncul alasan lain yang kilah dibuat-buat belaka.
KEMBALI KE ARTIKEL