Boleh dikatakan, budaya blasteran atau pencampuran mulai menguat sejak munculnya zaman industrialisasi di Eropa dan Amerika pada abad 18. Budaya blasteran ini juga berdampak di seluruh Hindia Belanda disebarkan oleh bangsa kolonial Belanda. Pada zaman industrialisasi, pendirian pabrik-pabrik meningkat cepat, utamanya pabrik gula di Jawa, kina, obat-obatan, pakaian, bahan-bahan bangunan, dll. Kemajuan sarana transportasi akibat industrialisasi ikut mempertinggi proses asimilasi budaya-budaya di Nusantara.
KEMBALI KE ARTIKEL