Ibu juga adalah manusia biasa. Jadi ibu tak melepaskan diri dari kelemahan dan keterbatasan. Kisah kebaikan ibu bisa-bisa terredusir bila kedudukan ibu dilihat sebagai sebuah peran politik di mana kedudukan sebagai ibu dianggap merupakan sebuah kedudukan politik, bukan kedudukan  kodrati semata-mata. Kedudukan ibu memang kompleks. Dengan begitu, ibu melahirkan karena politik. Dia mengasuh, membesarkan dan mendidik anak-anak karena perannya sebagai 'politikus' keluarga. Di balik kisah kebaikan hidup bersama ibu, terselip kisah pilu tentang ibu dalam sejarah Nazi Jerman. Secara kodrati ibu memang melahirkan anak-(anak), mengasuh, menyusui, membesarkan dan bahkan mendidik. Ibu-ibu Jerman pernah terkena kampanye NAZI. Mereka hanya ingin melahirkan ras bangsa Jerman.Â
KEMBALI KE ARTIKEL