Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Saya Pilot Analog!

14 Maret 2014   07:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 343 4
Pendidikan saya sebagai siswa penerbang , biar di Angkatan Laut  Amerika Serikat , tahun 1964/65 bisa dibilang kuno . Menurut ukuran jaman sekarang . Pesawat latihnya masih mesin piston .  Pesawat yang dipakai untuk primary  traning , latihan dasar , ialah pesawat bemesin tunggal buatan Beechraft MENTOR T - 34 B, C dengan power 730 HP ,yang dilengkapi semacam hook atau pengait . Gunanya untuk dipakai bila latihan mendarat di kapal induk . Tahap basic training  T - 28 Troyan Power 1400 Hp bemesin tunggal juga . Fighter Bomber ini saat dipakai di Vietnam dan bisa dipasang sekian ratus kilo bom . Hebatnya pesawat pesawat bisa diterbangkan full aerobatic , loop ,wing over , barell roll , spin . Asyiiiik .Katanya sih pilot yang tidak pernah terbang aerobatic, ibarat pasangan suami istri yang jodohnya dipilih emak bapaknya , lebih apes lagi dipilih kakek neneknya hahahahaha !

Alat bantu navigasi juga cuma ADF auto directional finder yg dipasang dipesawat dan NDB non directional beacon yang dipasang desebelah kiri kanan runway dan dilengkapi tiang antenne ! Ya pasti tidak akurat , makanya disebut non precision .Kemanapun pilot jadul sebelum tahun 80 an bahkan 90 am selalu bawa peta ONC , Operational Navigational Chart Skala 1:ooo,ooo . Bawa busur derajat sebab sering harus plotting sendiri, buat garis point ke point atau check point ke check point atau kota ke kota ! Tapi pilot jadul bila ada yang tanya itu pulau apa atau itu kota apa , pasti mampu jawab . Pilot jadul yang terbang dengan dashboard analog , semua instrument electrial On atau Off bisa baca .Yang jelas biar tidak pakai radar , karena belum ada , bila terbang diwilayah RI pasti tahu yang mana Pulau Sumba , yang mana P Sumbawa . yang mana P Rote , Pilot jadul tahu yang mana Tambulaka yang mana Waingapu , juga yang mana P Mangoli , yang mana P Wetar .Pokoknya tidak sombong , dari Sabang sampai Merauke pasti tidak akan salah tunjuk . Idih amit amit ada pilot jadul yang nyasar dan tidak tahu mendarat di Tambulaka Sumba , dalam perjalanan Jakarta Makasar!

Memang pilot jadul yang terbang dengan instrument analog pinter pinter ? Ya enggaklah ! Soalnya ya karena jaman dulu memang belum ada apa apa ! Radar belum ada , boro boro GPS , yang ada ya peta , lha itulah jadi modal dan panduan pilot .

Pilot jadul punya masa " happy happy " sebelum ada moderenisasi . ATC belum dilengkapi radar . ATC tidak tahu possisi pasti dimana pesawat yang dikontrolnya > Maka bebaslah kita pilot jadul  , kita bisa mhahahahahaq sengaja terbang diatas rumah pasar , diatas rumah mertua , diatas rumah si Mbok bahkan nyamber rumah selingkuhannya hahahahaha 1

Jaman sekarang hahaha mana bisa ? Sedikit off track sedikit saja kiri atau kanan sudah ditegur ATC . Pasti Mr Radar gak bisa dibohongi !

Pilot jadul karena karena biasa terbang analog , banyak yang rada kesulitan terbang dengan pesawat yang modern, glass cockpit dengan sekian tombol dan sekian instrumentasi baru . Ada Pilot jadul yang jauh lebih jadul dari pilot yang sedang menulis artikel ini , bila terbang visual jagonya bukan main , Mendarat dalam cuaca buruk asal menurut caranya sendiri pasti berhasil. Nah begitu harus mengikuti procedur baru baku dan standard kacaulah dia

Karena itu tiap masa akan selalu berubah dan perlu diterima apa adanya . Perlu pula disadari suka atau tidak suka dunia ini memiliki kecenderungan membuat segalanya jadi mudah . Jaman dulu misalnya siwa yang harus absen , menyalin pelajaran dengan menulis tangan . Sekarang tinggal fotocopy . Gak capek ! Dulu mengkalikan 123 X 237 wah perlu 5 menit . Saat ini pakai calulator dalam waktu kurang dari semenit sudah keluar hasilnya dan benar !Cuma sayangnya bila calulator sudah resmi dipakai dipercaya , ya kata cucu saya mengapa gak boleh dipakai dikelas , Ya logis juga .Cuma persoalannya , bila calulatornya rusak ya bagaimana !?

Balik kedunia penerbangan . Pesawat latih yang dipergunakan sekolah penerbang , jaman sekarang , juga masih jenis piston .Memang mungkin pengadaannya murah . Tapi bahan bakarnya yang harusnya avigas octane 100 cukup muuuaaahal dan susah didapat . Biasanya jenis Cessna 152/172 . Cuma sayang tidak bisa diterbangkan aerobatic . Dan advancenya terbang multi engines . Biasanya sih piston juga > Syukur bila daoat turbo prop !   Hahaha kurang asyik !

Cuma beda jadul dan sekarang , siswa pilot jadul begitu lulus terus menerbangkan pesawat yang sekelas cockpit analog lagi . Flight instrument, engine instrument , Navigation aid hahahah gak ada !Cuma ADF tok

Nah beda siswa pilot jaman sekarang , begitu lulus terbanglah pesawat canggih , glass cockpit , computerise . plus sekian puluh tombol atau push button . Pinjam istilah Mantan Kasau Chappy Hakim siap jadi pilot button pusher !

Cuma apakah button pusher pilot itu gampang ? Ya gak juga ! Perlu belajar , perlu latihan , perlu pelaksanaan banyak > Masalahnya bila salah pencet ya bisa fatal !

APAKAH juga pilot yang menerbangkan pesawat yang canggih dan bahkan super canggih dengan sekian banyak push button akan cenderung kena syndrome automation addiction pilot ( istilah yang diperkenalkan Chappy Hakim ) , bisa ya bisa tidak !

Sesungguhnya dengan SOP atau procedure yang jelas dan konsistent kecenderungan ini bisa diantissipasi .Bila tidak ada perubahan yang ssignificant , operation autopilot di on kan setelah tinggal landas , setelah roda pendarat , all landing gears up and lock , climb power  set ,control pesawat di trim , diseimbangkan, paling tidak pada ketinggian 2500 feet !

Mungkin on final approach leg, in good weather and good vissibility and runway  in  sight , auto pilot  off, continue carry on with  manual landing.

Memang kebiasaan kebiasaan baik atau buruk bisa terjadi dijaman sekarang .Seoang bocah 6 tahunan yang bisa ngotak ngatik button  IPAD ATAU COMPUTER yang tidak berhasil mendaratkan pesawat , bisa berhasil mendaratkan pesawatnya setelah diberi tahu bahwa tidak mungkin mendaratkan pesawat kecilnya dengan kecepatan 190 mph . " Coba kamu kurangi speed psawatnya menjadi 50 mph !" Dan mantap pesawatnya mencium landasan .

Kata Air Vice Marshal J.E " Johnnie" Johnsson , RAF Ace Pilot Inggris yang berhasil menembak sekian pesawat Jerman Hitler saat PD II : " Great pilots are made not born....A man may posses good eyesight, sensitives hand,and perfect coordination, but at the end the product is only  fashioned by steady coaching, much practice, and experience. ( Dikutip dari buku FIGHTER COMBAT Tatics and Maneuvering  Robert L. Shaw

Capt John Brata ATPL 760 Kolektor 25,000 .- jam terbang

IAW IndonesiaAviation Watch

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun