Misinformasi kesehatan di era digitalisasi saat ini sangatlah memprihatinkan. Mudahnya penyebaran akses informasi semakin memperparah masalah misinformasi kesehatan ini, ditambah lagi dengan masyarakat yang secara umum tidak dapat menilai kebenaran suatu informasi kesehatan karena keterbatasan pengetahuan. Banyak dari masyarakat tidak mengetahui bagaimana cara memeriksa informasi yang benar khususnya terkait informasi kesehatan berdasarkan sumbernya, terutama ketika informasi tersebut datang dari orang terdekat atau media sosial. Selain itu, masyarakat juga cenderung lebih percaya pada pandangan awal yang dimiliki, misalnya masyarakat memiliki pandangan negatif terhadap vaksinasi, maka masyarakat juga cenderung lebih mempercayai informasi yang mengatakan bahwa vaksin berbahaya meski tanpa bukti ilmiah yang kuat. Tidak hanya melalui media sosial, fenomena misinformasi kesehatan ini juga dapat tersebar di lingkungan sosial, seperti dalam percakapan keluarga, ataupun antar teman, jika penyampai informasi tidak memiliki sumber yang akurat maka hal ini bisa menyebabkan misinformasi kesehatan. Pengaruh budaya dan tradisi juga menjadi salah satu faktor penyebab fenomena ini. Beberapa komunitas dengan budaya dan tradisi dengan keyakinan tertentu terkait kesehatan yang sangat mengakar, bahkan jika bertentangan dengan bukti ilmiah dapat menyebabkan terjadinya misinformasi kesehatan.
KEMBALI KE ARTIKEL