Menjelang akhir tahun 2007 saya menjalankan tugas kemanusiaan di pedalaman Papua. Pagi-pagi buta saya sudah harus siap di Lapangan Terbang Mozes Kilangin, Timika. Pukul 5:25 pagi sebuah pesawat kapasitas 6 penumpang mengantar beberapa orang dan saya ke pelosok Papua. Namun kami berbeda tujuan. Sepanjang perjalanan hujan turun sangat lebat. Saya duduk di belakang pilot. Semua hanya tampak putih. Sesekali tampak tebing gunung dengan beberapa air terjun. Menjelang pendaratan tampak area pertanian tradisional suku Moni. Hamparan tanaman nota(ubijalar) dan etto(tebu).