Pertama, fashion pada hakikatnya berbicara tentang kualitas, bukan kuantitas. Capsule wardrobe adalah berbagai macam pakaian basic dan pakaian yang dapat disesuaikan dan dikombinasikan untuk menciptakan banyak looks. Konsep ini dipopulerkan oleh desainer Susie Faux pada tahun 1970-an. Konsep ini menekankan quality over quantity dan berfokus pada gaya yang tak lekang oleh waktu, kebanyakan orang menyebutnya timeless. Membeli pakaian berkualitas tinggi sama dengan mengurangi jumlah pakaian yang akan dibeli seseorang dalam setahun karena pakaian tersebut akan bertahan setidaknya dalam 30 kali pakai. Hal ini membuat merek pakaian fast fashion yang meluncurkan 52 seasons setiap tahunnya akan mengalami penurunan jumlah konsumen, dengan harapan mereka akan menyadari dan mengubah sistem produksinya menjadi empat kali dalam setahun. At the end of the day, begitulah seharusnya industri fashion bekerja, seperti setengah abad yang lalu: lambat dan tidak instan.
Kemudian, warna-warna dasar adalah pondasi dari capsule wardrobe; yaitu, 60-70% dari pakaian seseorang harus dalam warna-warna ini. Ada pepatah terkenal yang sesuai dengan hal ini: Simple is best. Dalam dunia fashion, simple berarti setiap item yang digunakan seseorang memiliki fungsi utama sebagai pakaian yang melindungi tubuh, bukan hanya sebagai aksesoris. Dengan kata lain, hindari membeli barang-barang yang tidak perlu yang mungkin memanjakan mata tapi tidak nyaman dipakai. Menggunakan pakaian basic akan memudahkan seseorang dalam membuat keputusan berpakaian karena mudah di-mix and match. Dengan catatan, pakaian basic-nya harus sesuai dengan selera dan kepribadian masing-masing individu. Hal ini dapat meredam keinginan untuk membeli lebih banyak pakaian dengan membuat seseorang merasa sudah cukup dengan apa yang dimilikinya, sehingga dirinya tidak lagi tergiur dengan item season terbaru dari merek pakaian fast fashion manapun.
Balancing adalah sentuhan terakhir yang sangat berharga dalam penerapan capsule wardrobe. Meminimalkan jumlah pieces pakaian yang dimiliki dan memaksimalkan jumlah looks yang dapat diciptakan adalah cara terbaik untuk menyeimbangkan fashion. Decluttering dapat menjadi alternatif jika seseorang terlanjur memiliki banyak pakaian di lemari pakaiannya. Ini adalah kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak dibutuhkan seseorang dari suatu tempat untuk membuatnya lebih menyenangkan dan lebih berguna. Menyingkirkan pakaian dilakukan ketika pakaian tersebut sudah tidak muat di badan, tidak nyaman dipakai, atau tidak cocok dengan selera. Dengan demikian, tidak ada lagi pakaian yang dibuang dan mencemari lingkungan karena semuanya disumbangkan kepada yang membutuhkan atau dijadikan sebagai lap jika sudah tidak layak pakai.