Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Menatap Lorong Trotoar Ibu Kota

6 Desember 2011   13:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:45 85 0
Catatan tentang Trotoar di ibu kota

Bagaimana nasib trotoar di ibu kota? Hampir pasti trotoar hanyalah sebutan kosong. Trotoar tak berwujud lagi. Hanya di beberapa jalan ibu kota masih terlihat trotoar. Di Sudirman ada beberapa ruas jalan dilengkapi trotoar. Di lain tempat tak ada lagi torotoar itu. Kalaupun ada, itu hanya bekasnya saja. Bentuknya bukan lagi trotoar seperti semula.

Lihat saja di pinggiran beberapa jalan. Trotoar dijadikan tempat parkir. Trotoar dijadikan taman. Trotoar dijadikan pasar. Trotoar dijadikan ujung warung makan. Di lain tempat trotoar bahkan tak berbekas karena digusur badan jalan.

Entah mengapa semua ini terjadi. Kalau dilihat lebih jauh, manusia begitu serakah. Manusia merampas ruang publik. Manusia tidak puas dengan apa yang ada. Keadaan ini berbanding terbalik dengan keadaan negara-negara Eropa. Saya belum pernah ke sana. Namun, kalau dibaca di media atau melihat di internet, peranan trotoar amat penting. Pejalan kaki amat dihargai. Pemerintah menyediakan trotoar yang bersih, rapi, dan bebas dari kendaraan.

Trotoar-trotoar nasibmu kini…….wahai penguasa ruang publik kembalikan trotoar kami….
Rawatlah trotoar kami jika kalian masih membutuhkan kami. Kami membutuhkan trotoar itu….

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun