Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Lelaki Modern dan Wanita yang Memilih

20 Agustus 2013   19:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:03 323 0
gaya hidup modern dan kebutuhan ekonomi yang meningkat menyeret manusia untuk lebih berhati-hati dalam menentukan pilihan pendamping hidup, bagi sebagian orang bayangan rasa takut akan kemiskinan mengalahkan rasa cinta itu sendiri, semua pilihan ditentukan untuk mengimbangi keinginan mereka agar dpat hidup mewah dan serba tercukupi.

aneh, seharusnya permasalahan ekonomi itu diselesaikan dengan bekerja keras dan mensyukuri apa yang didapat bukan diselesaikan dengan pernikahan, kalaupun dari pernikhan membuahkan kemakmuran hidup mapan itu adalah anugerah dariNya bukan hasil perencanaan manusia. seharusnya ini yang patut dipahami.

saya masih ingat ketika saya menjatuhkan pilihan untuk menikahi isteriku, dengan dalih agama dan kisah menikahnya Nabi Muhammad SAW dengn Siti Khodijah salah satu pamanku memberi masukan yang sangat aku sesalkan.

"yan, coba pikirkan lagi, kamu serius mau nikahin perempuan itu, coba dilihat lagi bibit, bebet dan bobotnya, sepertinya keluarganya dari orang yang kurang mampu terus adik-adiknya banyak, kedua tidak bekerja dan terakhir cuman lulusan SMA loh,  kalau dia tidak bekerja nanti semua beban rumah tangga ada di kamu semua, hidup kamu lebih berat nantinya yan, gimana kalau kamu sakit atau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, sampai kamu nggak bisa bekerja lagi nanti rumah tangga kamu berantakan siapa yang mau kasih makan anak-anak kamu nanti dan biaya pendidikan makin mahal loh, inget Nabi Muhammad SAW saja menikahi siti khodijah janda yang berumur 40 tahun lebih tua darinya dengan salah satu alasannya dia saudagar kaya dan dengan kekayaan yang dimilikinya bisa membantu Nabi Muhammad SAW berdakwah, jadi kamu juga harusnya mempertimbangkan hal seperti itu, cari wanita yang mapan minimal PNS agar kamu terbantu" celoteh pamanku saat itu.

begitu takutkah manusia jaman sekarang dengan masa depan sehingga harus mengorbankan sebuah rasa cinta dan lainnya hanya demi sebuah kehidupan yang mapan, dalam hati saya hanya bisa menjawab ada yang kau lupakan pamanku yang hebat, siti khodijah itu sosok yang cantik selain kaya dan di sukai oleh pemuda-pemudaa lainnya, dia wanita terpilih yang mampu menjaga dirinya sehingga dipantaskan baginya seorang RosulNya sebagaai pendamping hidup.

"gimana? kamu takut untuk membaatalkan rencana pernikahan itu, biar paman yang kesana meminta maaf dan menggagalkan rencana pernikahan kalian, gagalnya sebuah pernikahankan suatu hal yang wajar jadi kmu nggak usah merasa bersalah". tutur pamanku lagi saat itu.

"sudah biar om, apapun resikonya saya tetap pilih perempuan itu karna Allah SWT" jawabku tegas yang tak lama membuat pamanku segera pergi pulang.

***********

namanya faisal, salah satu lulusan terbaik kampusku dengan predikat cumlaude, setelah tiga tahun berjibaku dengan aktifitas masing-masing hari itu kami saling menyempatkan diri untuk nongkrong di sebuah cafe. alur cerita mengalir deras saat kita berbicara tentang masa lalu, masa kuliah yang kita lewati bersama dan cerita tentang wanita-wanita ketika itu;

"kamu masih ama dewi zal?" tanyaku saat itu

"udah lama putus bro" jawabnya tenang

"serius loe putus ama dewi zal bukannya dah hampir 4 tahun loe ama dia, dan dimata gw kalian pasangan serasi jaman kuliah dulu, sopan dan cantik lagi tuh anak, bubaran kenapa zal" tanyaku mengejar hampir tidak percaya.

"nggak apa-apa bro, ada yang masih kurang sreg aja Bro, oh iya gw mau nikah habis lebaran tahun ini Bro?" jawabnya masih dengan nada tenang dan pandangan yang berharap saya berexpresi lebih

"nikah ama cewek mana Zal, ngebut apa ngebet loe ama tuh cewek?" dia tersenyum lepas melihat expresi saya yang begitu terkejut tapi expresi terkejut saya lebih wah lagi saat dia menjawab tentang wanita yang akan dinikahinya.

"ama melda bro, melda anak manajemen loe tahu kan Bro"

"serius loe zal, melda yang anak manajemen yang suka bawa mobil jazz merah, perasaan dulu loe biasa aja bro ama tuh cewek, lagian juga cantikan dewi kalau kata gw mah zal, kapan loe ngedeketinnya?" kejarku penasaran

"gini Bro, gw kan kerja di perusahaan kontraktor, gw nggak tau kalau pamannya dia itu big bos tempat gw kerja bro, dan gw tau waktu dia main ketempat pamannya itu, yang hebat lagi bapaknya itu pemain proyek besar bro, awalnya gw cuman sering nganterin dia pulang doang dari tempat paamannya, eh taunya dia suka ama gw bro, lumayan lama juga gw mikir terima dia bro" jelasnya

"jadi loe putus gara-gara tuh cewek zal? kalau kata gw mah mending ama dewi loe zal ketauan cantiknya ama sopannya" tanyaku setengah protes atas keputusannya.

"Bro ini zaman modern, tahun-tahun kedepan semua harga melambung tinggi, biaya pendidikan anak nggak lagi sejuta dua juta bro, jadi kalau kita korbanin dikit hati kita untuk dapat jaminan masa tua kenapa tidak bro? bayangin ini mau nikah aja gw udah mau dipromosiin jadi asisten manager, mobil udah siap pakai, rumah DP dari calon mertua hadiah pernikahan dan gw cuman mikirin cicilannyaa doang, mantapkan Bro" tuturnya antusias

saya masih terdiam ketika dia melanjutkan alasan-alasannya menikahi melda;

"lagian Bro, kalau cuman masalah cantik itu nomer sekian, kalau kita udah banyak duit mau ngerasain yang cantiknya kayak gimana juga gampang bro, apalagi kita ini lelaki mau yang cantik tinggal nikah siri aja selesai perkara masalah hasrat, yang pasti gw ngeliat masa depan yang cerah udah didepan mata Bro" terangnya lagi penuh ambisius.

saya bener-bener terdiam ngeliatnya, subhanallah untuk memilih wanita berdasarkan tampak fisiknya saja yang biasa dilakukan oleh seorang lelaki normal bisa dikepinggirkan apa lagi kalau saya menanyakan tentang akhlaknya dan agamanya yang abstrak tidak terlihat oleh mata. mungkin inilah gambaran lelaki modern saat ini, ketakutan akan masa depan menjadi momok yang menakutkan kalau sudah begini apa bedanya dengan gigolo.

ah biarlah, mungkin itu sudah pilihannya, toh berkembangnya sikap seperti ini ditunjang dengan faktor-faktor lain yang memompa tumbuhnya lelaki modern model begitu dan sepertinya setali tiga uang kaum wanita juga memiliki pola berfikir yang tidak jauh berbeda, saya ingat salah satu tante kawan saya yang terus-terusan mengejar karier sampai mendekati usia 30 masih belum menikah padahal teman kencan selalu ada, alasannya belum ada yang cocok dan masih fokus pada pekerjaan, saat saya tanya nggak takut kelewat masa mudanya tante selly, enteng saja dia menjawab nanti kalau udah jadi maanager mah biar udah tua laki-laki pasti banyak yang mau, kalau saya nikah dulu malah rugi nanti karier bisa terhenti.

sepertinya hal itu juga sudah jadi budaya yang lumrah, contohnya pada acara silaturahmi keluarga kemarin masih pamanku yang sama mencetuskaan ide untuk menjodohkan sepupuku yang masih berumur 22 tahun dengan seorang wanita berumur 34 tahun, sebetulnya itu lumrah saja hanya saja embel-embel dibelakangnya karena materi itu yang membuat jadi luar biasa.

"Bud, kamu kan sudah jadi PNS nih, baiknya udah mikirin masalah pasangan, tetangga Om di jakarta sana ada perempuan udah mapan Bud, manager pertamina bud, mobil sendiri dan rumah juga kemarin dia baru aja bikin abis 800juta, budikan ganteng nih PNS lagi, Om yakin si hera pasti mau" ujarnya penuh antusias sambil menyebut nama  si wanita tersebut

ide tersebut disambut dengan baik oleh orang tua Budi, seperti orng yang mendengar letak harta karun dalam jumlah yang besar mereka segera bereaksi dengan cepat.

"bud, itu ide bagus tuh, dah coba aja kenalin dulu Gus, siapa tau jodoh" ujar ayahnya budi diringi anggukan dari seluruh keluarga besarku.

"ya udah nanti Om pulang ke jakarta kamu ikut yah, berapa harilah disana untuk lebih kenal" jawab pamanku menyambut usul ayah budi.

lagi-lagi saya diem, dalam hati saya berkata bener kata tante selly, kalau udah jadi manager mah biar ketuaan dikit juga pasti ada aja laki-laki yang mau, terbukti sekarang tante hera kalau suka ama sepupuku bisa dapet brondong tuh.. dahsyat jaman sekarang, udah nggak pake nanya lagi tuh orang tuanya budi, kalau tante hera itu rupanya seperti apa lalu agamanya seperti apa dan akhlaknya bagaimana lewat semua dengan statusnya yang manager. bodohnya lagi sampai muncul siapa tahu tante hera suka.. jiah ini jamannya wanita memilih bukan dipilih.

jika cinta sudah tenggelam berarti manusia akan menjalankan segala sesuatu berdasarkan hasratnya. dan berbicara hasrat maka yang pertama harus dipahami manusia tidak ada habisnya dan perihal kedua yaitu ketika  satu hasarat akan menumbuhkan seribu hasrat lainnya, berdoa dan berharap semoga semua kembali pada kodratinya menikahlah atas dasar cinta dan Allah SWT dan yakinlah kebahagiaan sebuah pernikahan tidak berhubungan erat dengan kekayaan pasangannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun