Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Ampunan Seorang Istri

25 Juni 2012   06:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33 425 1
Kuakui akupunya wajah yang tidak cantik, badanku sedikit gemuk,tapi aku memiliki segudang kesetiaan dan ketulusan kasih seorang istri kepada suami. Barangkali hal inilah yang membuatku pasrah untuk selalu disakiti suamiku.

"Kur.......Kurnia"

Terdengar suara parau dari seorang pria diluar rumahnya.

"Buka pintu nih aku yang datang".

Aku kenal betul itu suara bapak Kepala Dusun, tapi kenapa suaranya begitu gugup dan cemas? bukankah bapak Kadus ini terkenal penyabar dan berkepala dingin dalam menghadapi segala problema kehidupan?, Aku jadi penasaran ingin mengetahui apayang sedang terjadi,dan aku segera membukakan pintu.

"Ada apa pak Kadus" tanyaku sambil berdiri diambang pintu.

"Malam-malam begini kok nampak terburu-buru pak Kadus ada apa?.

"Saya sengaja kesini" sahutnya seraya berdiri didepanku,nafasnya sedikit tersengal,

"Mau mengabarkan si Darus Suamimu......"ujarnya lagi ,

"Suamiku kenapa pak Kadus apakah dia mabok atau berkelahi seperti biasanya?" aku ikut gugup dan cemas. Meski selama ini suamiku lebih banyak mencabik-cabik hati dan perasaanku, tetapi aku teramat mencintai suamiku.

"Tidak mabok atau berkelahi Kur..."suara pak Kadus sudah tidak gugup lagi, sambil celingukan kekanan dan kekiri,aku cepat sadar tidak mempersilahkan masuk untunglah pada saat itu adik iparku yang bernama Kusnadi yang lebih akrab dipanggil Asam datang menghampiri kami.

"Sebetulnya ada apa dengan suamiku Pak Kadus ceritakanlah ada apa?" tanyaku tidak sabar setelah kami bertiga duduk diruang tamu dan mempersilahkan pak Kadus minum setelah kusodorkan segelas air putih.

"Suamimu ditangkap polisi tadi sore ketika sedang berjudi disebuah rumah kosong bersama empat kawannya, dan mungkin sekarang dibawa kePolsek" ujar bapak Kepala Dusun itu.

Betapa kaget aku mendengar kabar itu " lalu bagaimana ini pak Kadus apa yang harus kita lakukan agar si Darus bisa cepat keluar dari sekapan Polisi" kata Asam adik iparku.

"Marilah kita tengok kesana cobalah bicara dengan Bapak Kapolsek untuk bisa menangguhkan penahanan si Darus" ujar pak Kadus,setelah berunding berangkatlah kami bertiga ke Kantor Polsek untuk menjenguk suamiku, setelah berbicara dengan petugas piket dan kamipun diperbolehkan menjenguk tahanan,betapa sedihnya aku melihat suamiku sedang duduk sambil memeluk kedua kakinya.

"Cobalah berbicara dengan Bapak Kapolsek agar aku bisa dilepaskan dan jangan lupa berikan Uang yang sudah diamplopin" Ujar suamiku memelas aku hanya bisa mengangguk, tetapi sayang Bapak Kapolsek itu adalah sosok seorang polisi yang tidak bisa di sogok walau sudah ditawarkan uang yang cukup banyak tetap beliau tidak mau.

Aku sudah berusaha kemana-mana bahkan minta tolong se0rang Pengacara dan Orang berpengaruh didesaku agar bisa membebaskan suamiku tapi tidak ada hasilny bahkan aku mendengar kabar bahwa suamiku dan kawan-kawannya besok akan dibawa ke Kantor Polres untuk segera di sidangkan di pengadilan.

Kembali aku menjenguk suamiku sebelum dibawa pindah ke Polres.

"Istriku maafkanlah aku ampunilah aku telah mengecewakanmu dan aku janji nanti kalau aku bebas aku akan menjadi suami yang baik dan ayah dari anak-anak kita" sambil mengelus perut istrinya yang sudah berisi 6 bulan.

"Tanpa diminta maaf dan ampunan mu pun aku sudah memaafkan dan mengampunimu " ujarku dalam hati sambil terisak aku hanya bisa mengangguk.

Selang berapa lama aku mendapat kabar dari adik iparku dan Bapak Kepala Dusun, bahwa suamiku telah divonis oleh pengadilan selama 6 bulan penjara dipotong masa tahanan, aku sebagai istrinya hanya bisa berharap ada perubahan hidup nanti pada suamiku tercinta.

Cilacap,250612

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun