Pada pucuk Cemara
Dingin menyapa
Sebaris waktu terlewati, malam menjelang pagi...
Ingin kutulis lagi satu puisi tentang kesunyian
Seperti biasa...
Karena aku menyukainya
Mungkin karena heningnya mampu mengikis lelah
Gelapnya memberi ruang pada bintang gemintang
Yang memberi cahaya pada kehidupan
Dihatiku dan mungkin juga dihatimu
Pendar cahaya
Melukis cakrawala
Indah semesta
Harum mawar merebak dari sisi jendela
Ia hadir untuk berbagi keindahan rupa dan rasa
Terlalu indah hingga kadang kita lupa untuk menghargainya
Lantunan doa
membumbung di angkasa
Menjelma harap