Seperti halnya kasus sengketa lahan sawit, lahan tebu, lahan tempat tinggal, yang tak jarang masyarakat sipil harus berhadapan dengan aparat untuk merampas hak hak mereka, yang mana aparat tersebut merupakan oknum yang dibayar oleh si empunya duit untuk menakut nakuti serta membinasakan siapa saja yang melintas di areal lahan sengketa tersebut.
Korbannya sesama kita juga dan mereka itulah yang bertepuk tangan menyaksikan perhelatan adu domba, ternyata masih seperti zaman VOC juga di negeri ini. Yah inilah potret negeri ini sesungguhnya.
Hanya demi sebidang lahan untuk kepuasan pribadi, kepentingan sepihak, rela mengadudombakan, rela korbankan saudara, sungguh tak berperikemanusiaan.