Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Setelah 3 Bulan BPJS Berjalan

28 Maret 2014   13:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:21 2350 8
Maksud tulisan ini hanya ingin sharing kepada kawan-kawan Kompasiana, bagaimana berjalannya perkembangan BPJS selama 3 bulan ini.

Saya perserta Askes sudah hampir 30 tahun lebih, setiap bulan premi Askes langsung dipotong gaji, ketika Askes melebur menjadi BPJS awal-awalnya dalam masa transisi sangat semrawut. Hampir seluruh pasien Askes mengeluh merasa dirugikan dengan perubahan BPJS, kenapa?

Karena pada awalnya mendapatkan obat tidak sesuai jatah dan pengambilan obat pun harus diambil 3 kali. Jadi kita harus bulak balik ke rumah sakit. Bagaimana kalo rumahnya jauh? Kasihan betul pasien BPJS yang terlihat hampir semua nenek-nenek dan kakek-kakek (lansia).

Tetapi dengan berjalannya waktu hal ini sudah bisa dijalani dengan baik, proses pun banyak perbaikan. Seluruh rakyat Indonesia dapat berobat gratis. Ngantri-ngantri sedikit tidak apa-apa, asal gratis, apalagi pensiunan seperti saya, mana cukup uang pensiun yang cuma 3 jutaan untuk hidup plus obat? Alhamdulilah, terima kasih bapak pemerintah dan bapak-bapak DPR yang telah memperjuangkan semua ini. Tetaplah tingkatkan kesejahteraan rakyat kecil seperti saya ini.

Hanya ada sedikit kendala, terutama pada rumah sakit swasta. Mereka begitu kerja sama dengan BPJS setiap bulan merugi. Karena BPJS membayar pada rumah sakit terlalu sedikit, tidak sesuai dengan tindakan yang sudah diberikan pada pasien BPJS. Kalo terus-terusan rugi tentunya akan gulung tikar. Mungkin perlu dikaji ulang lagi, karena walau bagaimana berjalannya rumah sakit swasta harus juga dipikirkan. Akhirnya banyak rumah sakit swasta yang memutuskan kerja sama dengan BPJS. Dampaknya? Pasien bagian Hemodialisiscuci darah harus hengkang mencari rumah sakit lain. Membuat semua pasien hemodialisis panik, karena pastinya mencari rumah sakit yang masih bisa menerima pasien cuci darah dengan fasilitas BPJS itu TIDAK MUDAH, malah sangat sulit. Sama saja dengan pembunuhan massal secara pelan-pelan.

Sebagai contoh di tempat suami saya melakukan hemodialisis. Suami melakukan cuci darah di rumah sakit swasta di daerah Pondok Labu Jakarta Selatan. Rencananya rumah sakit kami mau menghentikan kerja sama dengan BPJS mulai awal Mei 2014. Jadi kami diberi waktu 1 bulan lagi mencari rumah sakit lain. Setiap rumah sakit yang sudah menerima BPJS selalu menjawab, "Penuh." Kami sekitar 60 orang panik bukan main. Mau pindah ke mana? Kalo kami berhenti cuci darah berarti kami tidak akan lama lagi di dunia ini.

Tetapi pihak rumah sakit kami cukup bijaksana. Kami ditunggu sampai kami dapat rumah sakit lain, baru dipersilakan pergi. Selama belum dapat silahkan masih boleh melakukan hemodialisis. Terima kasih Tuhan, terima kasih penguasa rumah sakit kami. Semoga Tuhan membalas kebaikan bapak dan semoga rumah sakit bapak semakin sukses karena menolong orang-orang sakit seperti kami ini.

Kami masih menunggu nasib, sedang mencari rumah sakit yang lokasi tidak jauh yang masih menerima pasien cuci darah dengan fasilitas BPJS. Masih belum dapat, semua jawab " PENUH".

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menggerakkan hati manusia untuk membantu kami pasien cuci darah, sehingga pihak rumah sakit tersebut tidak jadi mengusir kami. Amin

Demikian sharing kami, mohon bantu doa pada kawan-kawan agar kami tidak jadi diusir.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun